kapal siluman kebanggan indonesia terbakar

Surabaya - Kebakaran yang meludeskan Kapal Siluman KRI Klewang senilai Rp 114 miliar diduga disabotase pihak-pihak yang tidak ingin Indonesia menjadi negara maritim yang tangguh.

Namun mantan Kasal Laksamana TNI (Pur) Tedjo Edhy Purdijatno meminta jangan mereka-reka penyebab kebakaran tersebut.

"Begini-begini, itu terlalu jauh. Biarkan diinvestigasi untuk melihat apa betul ada sabotase atau mungkin ada kesalahan teknis," katanya di sela acara Pelantikan Lembaga Sayap Partai NasDem Jawa Timur di Gelora Pancasila Surabaya, Sabtu (29/9/2012).

Ia mengatakan, PT Lundin (pembuat kapal siluman Klewang) duduk bersama dengan Departemen Pertahanan (Dephan) dan TNI Angkatan Laut dan melakukan investigasi penyebab kebakaran.

"Nanti dari hasil tim investigasi dijelaskan apa penyababnya. Jadi sekarang jangan mereka-reka, jangan menebak-nebak, mungkin ini mungkin itu. Jangan mungkin, tapi harus ada kepastian. Biarkan tim investigasi bekerja," terangnya.

Tedjo yang juga menjabat sebagai Ketua DPW Partai NasDem Jatim ini menerangkan, saat dirinya menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), kapal tersebut sudah didesain untuk menghadapi kebakaran.

"Sebetulnya sudah ada didesain situasi bagaiaman menangani kebakaran. Ya karena ini baru uji coba, belum bisa ready," katanya.

"Kan nanti uji coba juga akan dilakukan bagaimanan menangani kebakaran, bagaimana menanggulanginya, ini belum sempat dilatihkan, sudah terjadi seperti itu," tuturnya.

Ketika ditanya lebih lanjut, siapa yang harus bertanggungjawab dan harus mengganti kapal senilai Rp 114 miliar ini, Tedjo menegaskan, kapal tersebut sudah diasuransikan dan harus dibicarakan semua pihak antara PT Lundin, TNI AL dan Dephan.

"Ada asuransinya. Nanti dibicarakan antara TNI AL, Dephan, PT Lundin, duduk bersama mencari solusi yang terbaik," ujarnya.

Ia menegaskan lagi, agar semuanya berbicara sesuai dengan fakta yang ada dan tidak menggunakan asumsi mereka-reka. Serta membicarakan solusi ke depan yang terbaik.

"Ini kan tidak semua orang menginginkan kejadian seperti ini. Kalau kita cari salah-salah, ya nggak akan selesai di negara ini," jelasnya.

SEO Services India


Organic search is best for genuine leads and business, If you are really serious for long term business with search engines then Search engine optimization ( Website promotion) is a fruitful and best option.
SEO India, Website SEO, SEO Services, SEO Service, Website Promotion, SEO Companies, Best SEO Company, Cheap SEO, SEO Package, Guaranteed SEO, Website Optimization, SEO Internet Marketing, Search Engine Marketing, SEO Company, SEO Packages, Google Search Optimization, Cheap SEO Services, Google Promotion Services, Affordable Search Engine Optimization, Search Engine Optimization India, Website Optimization Company, Off Page SEO.
For more information visit Www.Advertising-Host.Com


guaranteed seo, website optimization, seo internet marketing, search engine marketing, seo company, seo packages, google search optimization












Castel Finance 3% Loan Offer

Kindly open and read enclosed file for more details.

SEO Services India


ADVERTISING HOST: SEO is the active practice of optimizing a web site by improving internal and external aspects in order to increase the traffic the site receives from search engines. Firms that practice SEO can vary; some havea highly specialized focus while others take a more broad and general approach. 
SEO Service, Website SEO, Best SEO Service, Affordable SEO Services, Cheap SEO, Professional SEO Services, SEO for Website, SEO India, Website Promotion, SEO Packages, SEO Company, SEO Promotion, SEO Firm, Google SEO, SEO Cost, SEO Experts. For More Information visit WWW.Advertising-Host.Com

seo for website, seo services delhi, local seo, cheap seo, best seo services

7 Gangguan Syaitan Ketika Sakaratul Maut


iblis dan Syaitan akan sentiasa mengganggu manusia, bermula dengan memperdayakan manusia dari terjadinya dengan setitik mani hinggalah ke akhir hayat mereka, dan yang paling dahsyat ialah sewaktu akhir hayat iaitu ketika sakaratul maut.

Syaitan mengganggu manusia sewaktu sakaratul maut disusun menjadi 7 golongan dan rombongan.Hadith Rasulullah s.a.w.. menerangkan:Yang bermaksud: “Ya Allah aku berlindung dengan Engkau daripada perdayaan Syaitan di waktu maut.”

Rombongan 1
Akan datang Syaitan dengan banyaknya dengan berbagai rupa yang pelik dan aneh seperti emas, perak dan lain-lain, serta sebagai makanan dan minuman yang lazat-lazat.

Maka disebabkan orang yang di dalam sakaratul maut itu di masa hidupnya sangat tamak dan loba kepada barang-barang tersebut, maka diraba dan disentuhnya barangan Syaitan itu, di waktu itu nyawanya putus dari tubuh. Inilah yang dikatakan mati yang lalai dan lupa kepada Allah s.w.t. inilah jenis mati fasik dan munafik, ke nerakalah tempatnya.

Rombongan 2
Akan datang Syaitan kepada orang yang didalam sakaratul maut itu merupakan diri sebagai rupa binatang yang di takuti seperti, Harimau, Singa, Ular dan Kala yang berbisa. Maka Apabila yang sedang didalam sakaratul maut itu memandangnya saja kepada binatang itu, maka dia pun meraung dan melompat sekuat hati.

Maka seketika itu juga akan putuslah nyawa itu dari badannya, maka matinya itu disebut sebagai mati lalai dan mati dalam keadaan lupa kepada Allah s.w.t., matinya itu sebagai Fasik dan Munafik dan ke nerakalah tempatnya.

Rombongan 3
Akan datang Syaitan mengacau dan memperdayakan orang yang di dalam sakaratul maut itu dengan merupakan dirinya kepada binatang yang menjadi minat kepada orang yang hendak mati itu, kalau orang yang hendak mati itu berminat kepada burung, maka dirupai dengan burung, dan jika dia minat dengan Kuda lumba untuk berjudi, maka dirupakan dengan Kuda lumba (judi).

Jika dia minat dengan dengan ayam sabung, maka dirupakan dengan ayam sabung yang cantik. Apabila tangan orang yang hendak mati itu meraba-raba kepada binatang kesayangan itu dan waktu tengah meraba-raba itu dia pun mati, maka matinya itu di dalam golongan yang lalai dan lupa kepada Allah s.w.t.. Matinya itu mati Fasik dan Munafik, maka nerakalah tempatnya.

Rombongan 4
Akan datang Syaitan merupakan dirinya sebagai rupa yang paling dibenci oleh orang yang akan mati, seperti musuhnya ketika hidupnya dahulu maka orang yang di dalam sakaratul maut itu akan menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu kepada musuh yang dibencinya itu. Maka sewaktu itulah maut pun datang dan matilah ia sebagai mati Fasik dan Munafik, dan nerakalah tempatnya

Rombongan 5
Akan datang Syaitan merupakan dirinya dengan rupa sanak-saudara yang hendak mati itu, seperi ayah ibunya dengan membawa makanan dan minuman, sedangkan orang yang di dalam sakaratul maut itu sangat mengharapkan minuman dan makanan lalu dia pun menghulurkan tangannya untuk mengambil makanan dan minuman yang dibawa oleh si ayah dan si ibu yang dirupai oleh Syaitan,

berkata dengan rayu-merayu “Wahai anakku inilah sahaja makanan dan bekalan yang kami bawakan untukmu dan berjanjilah bahawa engkau akan menurut kami dan menyembah Tuhan yang kami sembah, supaya kita tidak lagi bercerai dan marilah bersama kami masuk ke dalam syurga.”

Maka dia pun sudi mengikut pelawaan itu dengan tanpa berfikir lagi, ketika itu waktu matinya pun sampai maka matilah dia di dalam keadaan kafir, kekal ia di dalam neraka dan terhapuslah semua amal kebajikan semasa hidupnya.

Rombongan 6
Akan datanglah Syaitan merupakan dirinya sebagai ulamak-ulamak yang membawa banyak kitab-kitab, lalu berkata ia: “Wahai muridku, lamalah sudah kami menunggu akan dikau, berbagai ceruk telah kami pergi, rupanya kamu sedang sakit di sini, oleh itu kami bawakan kepada kamu doktor dan bomoh bersama dengan ubat untukmu.” Lalu diminumnya ubat, itu maka hilanglah rasa penyakit itu, kemudian penyakit itu datang kembali.

Lalu datanglah pula Syaitan yang menyerupai ulamak dengan berkata: “Kali ini kami datang kepadamu untuk memberi nasihat agar kamu mati didalam keadaan baik, tahukah kamu bagaimana hakikat Allah?”

Berkata orang yang sedang dalam sakaratul maut: “Aku tidak tahu.”

Berkata ulamak Syaitan: “Ketahuilah, aku ini adalah seorang ulamak yang tinggi dan hebat, baru sahaja kembali dari alam ghaib dan telah mendapat syurga yang tinggi. Cubalah kamu lihat syurga yang telah disediakan untukmu, kalau kamu hendak mengetahui Zat Allah s.w.t. hendaklah kamu patuh kepada kami.”

Ketika itu orang yang dalam sakaratul maut itu pun memandang ke kanan dan ke kiri, dan dilihatnya sanak-saudaranya semuanya berada di dalam kesenangan syurga, (syurga palsu yang dibentangkan oleh Syaitan bagi tujuan mengacau orang yang sedang dalam sakaratul maut). Kemudian orang yang sedang dalam sakaratul maut itu bertanya kepada ulamak palsu:

“Bagaimanakah Zat Allah?” Syaitan merasa gembira apabila jeratnya mengena .

Lalu berkata ulamak palsu: “Tunggu, sebentar lagi dinding dan tirai akan dibuka kepadamu. “

Apabila tirai dibuka selapis demi selapis tirai yang berwarna warni itu, maka orang yang dalam sakaratul maut itu pun dapat melihat satu benda yang sangat besar, seolah-olah lebih besar dari langit dan bumi.

Berkata Syaitan: “Itulah dia Zat Allah yang patut kita sembah.”

Berkata orang yang dalam sakaratul maut: “Wahai guruku, bukankah ini benda yang benar-benar besar, tetapi benda ini mempunyai jihat enam, iaitu benda besar ini ada di kirinya dan kanannya, mempunyai atas dan bawahnya, mempunyai depan dan belakangnya.

Sedangkan Zat Allah tidak menyerupai makhluk, sempurna Maha Suci Dia dari sebarang sifat kekurangan. Tapi sekarang ini lain pula keadaannya dari yang di ketahui dahulu. Tapi sekarang yang patut aku sembah ialah benda yang besar ini.”

Dalam keraguan itu maka Malaikat Maut pun datang dan terus mencabut nyawanya, maka matilah orang itu di dalam keadaan dikatakan kafir dan kekal di dalam neraka dan terhapuslah segala amalan baik selama hidupnya di dunia ini.

Rombongan 7
Rombongan Syaitan yang ketujuh ini Syaitan terdiri dari 72 barisan sebab menjadi 72 barisan ialah kerana dia menepati Iktikad Muhammad s.a.w. bahawa umat Muhammad akan terbahagi kepada 73 puak (barisan). Satu puak sahaja yang benar (ahli sunnah waljamaah) 72 lagi masuk ke neraka kerana sesat.

Ketahuilah bahawa Syaitan itu akan mengacau dan mengganggu anak Adam dengan 72 macam yang setiap satu berlain di dalam waktu manusia sakaratul maut. Oleh itu hendaklah kita mengajarkan kepada orang yang hampir meninggal dunia akan talkin Laa Ilaaha Illallah untuk menyelamatkan dirinya dari gangguan Syaitan dan Iblis yang akan berusaha bersungguh-sungguh mengacau orang yang sedang dalam sakaratul maut.

Bersesuaian dengan sebuah hadith yang bermaksud: “Ajarkan oleh kamu (orang yang masih hidup) kepada orang yang hampir mati itu: Laa Ilaaha Illallah.”

Movers and Packers Delhi


Agarwal-Packer-Mover.Com Delhi is a leading online platform for Service Seekers & Service Provider in Packers and Movers industry. We have wide network of Packers and Movers across the India.
Packers and Movers Delhi, Movers and Packers Delhi, Packers and Movers in Delhi, Movers and Packers in Delhi, Relocation Services Delhi, Car Carrier Delhi, Car Transportation Delhi, Car Movers Delhi, Household Shifting Services Delhi, Packers in Delhi, Movers in Delhi, Packers Movers Delhi, Movers Packers Delhi, Delhi Packers and Movers, Delhi Movers and Packers, Delhi Packers, Delhi Movers.

Bangkitnya Senjata Buatan Indonesia




VIVAnews –Dahlan Iskan sebenarnya kurang enak badan hari itu. Badannya meriang, ada flu menyerang. Dengan mengenakan jaket melawan dingin, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara ini memacu mobil pribadinya ke PT Pindad di Bandung. Ini kunjungan ketiga Dahlan ke BUMN produsen senjata itu di tahun 2012.
Kali ini dia ke Bandung bukan untuk urusan mobil listrik, tapi soal masa depan bisnis inti Pindad: senjata. Maka, pada Kamis, 6 September lalu, dia pun bertandang melihat pabrik pembuatan senjata di perusahaan itu. Kapasitas pabrik itu penuh, bekerja 24 jam setiap hari.
“Memang betul peminat dari negara-negara luar sangat banyak,” kata Dahlan esok harinya di kantornya, Kementerian BUMN, Jakarta. Dahlan pun setuju PT Pindad harus dikucuri modal baru. “Sayang sekali. Minat luar negeri begitu besar, tapi kita tidak bisa layani permintaan keterbatasan pabrik Pindad," ujar Dahlan.
Pasar agaknya terbuka bagi senjata “made in RI” itu . Dahlan menghitung, jika kapasitas PT Pindad dibuat tiga lipat pun, produksinya akan tetap terserap. Potensi pasar senjata di Asia, khususnya ASEAN saja, sudah luar biasa. Perusahaan senjata Indonesia itu hanya butuh Rp150 miliar saja. “Untuk peremajaan mesin,” katanya. “Kalau pabrik cukup sekali kapasitasnya. Di Turen, Malang, sudah 200 hektare.”
Dari senapan ke panser
Pindad pun kini menggeliat. Adalah Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin yang disebut-sebut sebagai sosok di balik kebangkitan perusahaan ini. Beberapa waktu lalu Sjafrie berkunjung ke Irak, Uganda, dan Kongo, didampingi Direktur Utama Pindad, Adik Avianto.
Di Irak, jualan Indonesia lumayan. Kendaraan ringan lapis baja Anoa dipamerkan, serta senapan SS-2. Irak bahkan tertarik membeli pesawat CN-235 dan NC-212 produksi PT Dirgantara Indonesia. Delegasi militer Irak akan bertandang ke Indonesia pada 5 Oktober, saat perayaan Hari TNI, untuk meninjau pabrik persenjataan.
Sjafrie sendiri menyebut, Irak membeli senjata dari Indonesia karena sejumlah faktor. Selain empati pada Indonesia, salah satu negara dominan muslim, Irak juga melihat dukungan Indonesia membangun kembali negeri mereka.
“Saat ini Irak sedang membangun angkatan bersenjata. Banyak peralatan militer yang semula dipersiapkan pada saat perang itu kondisinya sudah tidak lagi bagus karena sering dipakai. Irak ingin melakukan revitalisasi peralatan,” kata Sjafrie.
Peralatan Indonesia dinilai tepat untuk keperluan Irak. Selain harga bersaing, kualitas juga boleh diadu. Senapan Serbu 2 (SS2) produksi Pindad misalnya, telah sukses mengantar TNI beberapa kali juara lomba menembak tingkat Asia-Pasifik.
Pada lomba tembak internasional di Australia (Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2012, Indonesia juara. Para jago tembak dari TNI Angkatan Darat mengalahkan tuan rumah Australia, dan juga negara besar seperti Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Selandia Baru.
Ajang AASAM 2012 juga diikuti oleh negara-negara ASEAN seperti, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, dan Timor-Leste. Jepang adalah peserta baru pada AASAM kali ini. Lebih dari 300 penembak militer dari masing-masing negara turut berlaga. "Kita sudah mengalahkan anggota-anggota NATO. Kualitas senjata kita juga yang menentukan," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin.
Soal kualitas, senapan serbu SS2 itu memang jadi andalan Pindad. Direktur Utama PT Pindad, Adik Avianto Soedarsono, mengatakan SS2 dikerjakan tenaga ahli dari dalam negeri. “Sisanya dibantu konsultan dari luar negeri," ujarnya kepada VIVAnews di Bandung. SS2 ini hasil evolusi dari tipe sebelumnya, SS1 yang masih lisensi dari Eropa.
Tapi, dia bukan adopsi mentah-mentah dari model awal. SS2 adalah senapan serbu generasi baru kaliber 5,56 x 45 mm dengan laras kisar 7 inchi. Kelebihan senapan ini, dia ringan, handal dan akurasinya tinggi. Popornya model lipat, sehingga fleksibel digunakan.
Senjata ini bisa dipakai secara mekanikal, maupun optical sight. Aksesori pendukung antara lain silencer, sangkur, berbagai tipe pelontar granat, dan lain-lain. Senapan ini juga dibuat banyak variannya. Ada tipe laras panjang dan laras pendek, baik mechanical maupun optical sight. "Jika dibandingkan produk Eropa yang karakteristiknya berat bodi dan tidak ringan, Irak melihat senjata dari Indonesia ringan dan santai dibawanya," kata Adik, akhir Agustus 2012 lalu.
Selain senapan serbu, Baghdad juga terpincut panser Anoa. Kendaraan lapis baja itu  dinilai cocok untuk perkotaan. “Letak geografis Irak menjadi alasan pihak pemerintah Irak jatuh hati pada SS2 dan Anoa," ujar Adik. Dan dua negara tetangga, Brunei dan Malaysia, pun jatuh hati dengan Anoa ini.
Penjajakan dengan Irak sudah dilakukan sejak 2008 lalu. Terakhir, perdana menteri Irak berkunjung ke Indonesia untuk memastikan penjajakan kerjasama itu. Rencananya Irak akan belanja banyak. Jadi, selain Pindad, berkah ini juga akan mengucur ke PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, serta sejumlah sentra industri militer Indonesia lainnya. Adik ditunjuk pemerintah sebagai ketua tim penjajakan. “Setelah perayaan HUT TNI Oktober mendatang, Irak dipastikan akan memulai era baru kemiliterannya,” kata Adik.
Rekor sejarah CN 235Jika PT Pindad baru bicara pemasaran, produksi PT Dirgantara Indonesia (DI) sudah lebih dulu melanglang buana. Apalagi kalau bukan dengan produk andalan pesawat CN 235.  “Itu adalah primadona”, ujar juru bicara PT DI Rahendi Triyatna.
Pesawat itu diproduksi dalam beberapa varian, baik militer, medis, patroli maritim, atau penumpang. Uni Emirat Arab misalnya, memesan khusus varian pesawat penumpang very important person (VIP) dan very very important person (VVIP).
Yang terjual lumayan banyak. Total, ada 44 pesawat CN 235 buatan PT DI terbang di luar negeri. Pesawat ini melayang di Malaysia (2 varian VIP dan 6 untuk transportasi militer); di Brunei 1 unit; di Pakistan 4 unit; di Thailand 2 unit;  di Uni Emirat Arab 3 unit VVIP, 1 unit VIP, dan 3 unit kendaraan angkut militer. Juga ada 12 unit untuk Korea Selatan, 8 unit sudah diserahkan sejak 2000, sisanya 4 unit sudah diberikan awal tahun ini.
Mengapa mereka tertarik dengan pesawat itu? Dari pengakuan sejumlah negara, serta hasil riset ahli PT DI, rupanya ada banyak kelebihan pesawat CN 235.
“Pesawat serba guna, dengan desain ringan,” kata Rahendi. Karakter pesawat itu cocok di lapangan rumput, penerbangan jarak dekat, serta untuk evakuasi dini di penerbangan perintis.
Selain CN 235, PT DI juga menerima pesanan Cassa 212-400. Kini pabrik itu menggarap dua unit pesanan Thailand. ”Kalau untuk negara seperti Filipina, Irak dan Timur Tengah lainnya masih dalam tahapan penjajakan serius," kata Rahendi. Di Asia Tenggara, Indonesia nampaknya hanya bersaing dengan Singapura (Baca Singapura, “Singa”  Senjata di Asia Tenggara)
Banjir pesanan seperti itu, tentu membuat Dahlan Iskan tersenyum lebar. Dia mengatakan BUMN ini tengah mencetak rekor sejarah: proyek terbesar sejak berdiri. Dikatakan, belum pernah dalam sejarah PT DI mendapatkan pekerjaan sebanyak sekarang ini. “Termasuk sejak waktu masih bernama IPTN," kata Dahlan.
Nilai kontrak proyek PT DI kini di atas Rp7 triliun. Semua proyek pesanan itu harus kelar dalam tiga tahun, antara lain membuat helikopter, pesawat CN-212, dan komponen bagi industri penerbangan global seperti Airbus.
Melihat tingginya pesanan, Dahlan ingin perusahaan tetap fokus merampungkan semua order. Soal pengembangan akan dipikirkan nanti. Soalnya, kata Dahlan, PT DI kini dalam status rawat jalan, setelah sebelumnya masuk Intensive Care Unit (ICU) dan rawat inap."Pasien yang masih rawat jalan jangan disuruh maraton nanti kolaps di tengah jalan. Biarlah senam dulu, kemudian jogging, baru kelak disuruh lari," katanya.
Ironi?
Tapi, di balik geliat kebangkitan industri senjata Indonesia itu, ada ironi lain. Ketua Komisi Pertahanan DPR Mahfudz Siddiq, mengatakan Indonesia masih mengimpor senjata dan pesawat dari luar negeri. " Ironi jika negara lain mau beli produk Indonesia, tapi kita ramai-ramai belanja ke negara lain," kata Mahfudz dalam pesan singkat kepada VIVAnews.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu mengatakan, perhatian pemerintah masih lemah terhadap Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP). "Perhatian Kemeneg BUMN untuk menyehatkan mereka secara korporasi juga masih lemah,” katanya.
Jika mau merevitalisasi, kata Mahfudz, sekaranglah saatnya. Pesaing utama produk Indonesia itu adalah China dan Korea Selatan. Tapi, kata Mahfudz, dua negara itu juga belum lama jualan senjata. Maka, Indonesia harus cepat masuk ke pasar. “Kalau dua tahun ini kita bisa merevitalisasi industri pertahanan, lalu setelah 2014 kapasitas produksi meningkat, saya yakin kita bisa buka pasar cukup besar di Timur Tengah, Afrika Utara, atau negara lain,” ujarnya.
Roadmap soal industri ini, kata dia, sedang digarap DPR melalui rancangan Undang-undang Industri Pertahanan.
Soal jualan senjata ke luar negeri, Menteri Dahlan sudah menyiapkan taktiknya. Di negara yang menjadi target ekspor, dibangun “markas BUMN”. Di Myanmar, dipastikan enam bulan mendatang ada tiga BUMN bermarkas di negeri itu. "Rencana selanjutnya membuka di Irak," ujar Dahlan Iskan. Markas baru di Irak itu, akan mengelola urusan senjata dan energi.(np)

Refleksi 26 tahun, jalan panjang mengenal Allah



Refleksi 26 tahun, jalan panjang mengenal Allah

“Sejatinya kita ini fana, seperti butiran pasir dalam genggaman tangan, semakin erat menggenggam semakin banyak butiran pasir yang akan berguguran”

Sudah cukup lama Allah memberi kesempatan untuk merasakan lezatnya iman yang tersirat dalam ayat kauliyah dan kauniyah Nya. Kesempatan demi kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk dapat tersenyum, menangis, tertawa, sedih dan bahagia tidak lain dan tidak bukan karena Allah memberikan kita nikmat kehidupan yang tiada tara. Tepat 26 tahun yang lalu, ketika dilahirkan di muka bumi ini, itulah awal perjalanan panjang mengenal Allah..

Aku dilahirkan bukan dari golongan hijau atau golongan santri, bukan pula berasal dari kaum abangan. Aku dilahirkan dari golongan moderat dalam mengenal Islam sebagai pondasi dasar kehidupan. Latar belakang keluargaku juga tidak ada yang kental dengan nuansa Islam, mereka hanya mengenal Islam secara moderat, orang-orang lama yang masih haus akan pencerahan. Persinggunganku dengan Islam dibagi menjadi 3 fase, fase awal dimana pada fase ini dimulai dari fase ketika awal dilahirkan hingga masa-masa SMA, fase eksistensi dimana pada fase ini sering keluar masuk aliran dalam Islam yang dialami ketika masa-masa kuliah hingga bekerja dan fase makrifat (fase yang belum dialami tapi dapat dirasakan saat ini sedang menuju fase itu).

Pada masa awal-awal ini, ingat ketika masih berusia 6 tahun atau kelas 1 SD dimana awal pertama kali ikut TPA, guru TPA saya ketika itu pak kadir. Beliau yang mengajari saya menulis dan membaca Qur’an hingga khatam, sekitar kelas 5 SD. Dulu, waktu awal-awal ngaji bersama teman-teman main berangkat ke langgar kampung, jaraknya tidak begitu jauh dari rumah, sekitar 1 km. Biasa -bersama teman-teman pulang sekolah SD lewat pematang sawah, istirahat sebentar sambil main jam 13.00 WITA sudah harus berangkat TPA sampai jam 16.30 WITA. Biasalah, sama teman-teman sering kali lewat pinggiran saluran irigasi dekat pematang sawah. Tidak jarang pulang dari TPA mampir di pintu air untuk cari ikan, atau sekedar keburan (berenang.red). Baju yang tadinya warna putih menjadi coklat karena lumpur dimana-mana. Hingga akhirnya diajari cara sholat oleh pak kadir sampai lancar, sejak kelas 1 SD hingga saat ini masih rutin 5 waktu, Alhamdulillah. Pernah ada pengalaman menarik seputar sholat ini, waktu sm bapak diajak nonton sepak bola tarkam, karna saya belum ashar nangis menjerit minta pulang cuma untuk sholat. Tapi sempat juga mengalami penurunan ketika sudah mulai sering mincing, main layangan, main ke hutan tarsan-tarsanan, lompat dari satu pohon ke pohon yang lain hingga perang-perangan. Ingat sekali waktu di suruh jumatan tidak mau karena asyik nonton film telenovela (Cassandra.red), akhirnya sembunyi masuk kandang kambing, waktu itu bapak saya muterin rumah cuma untuk mencari saya tapi akhirnya tidak ketemu.  Disaat naik kelas 2 SD ini, jumatan sudah mulai rutin walaupun awalnya main-main sama teman di selasar mesjid. Saya mulai puasa ramadhan juga dilakukan ketika kelas 1 SD. Sebenarnya, persinggungan dengan Islam sudah dilakukan sejak awal. Rutinitas yang selalu dilakukan hingga khatam Qur’an dan setahun kemudian masuk SMP. Di SMP saya juga ikut rohis SMP yang mengadakan kegiatan pengajian rutin setiap hari jumat. Jarak antara rumah dengan sekolah SMP sekitar 10 km dengan jalan yang berbelok belok dan naik turun gunung. Saya biasanya ke sekolah naik sepeda atau naik angkot, kadang-kadang naik truck pasir. Benar-benar mandiri. Pada masa SMP ini, saya punya kegiatan rutin Yasinan dirumah setiap malam jumat dan hafalan surat pendek juz amma sendiri setiap habis maghrib. Memasuki SMA, kehidupan spirituall sudah tertata rapi, selain memimpin OSIS SMA yang menaungi Rohis, saya juga aktif di pengajian rutin yang diadakan setiap minggunya oleh Rohis. Saya ingat sekali memasuki kelas 2 SMA, saya mulai rajin puasa sunnah Senin Kamis hingga detik ini karena punya tujuan pengen lulus dengan nilai yang baik dan kuliah di kedokteran. Masuk kelas 3 SMA, intensitas hubungan dengan Allah semakin meningkat dengan Tahajud sebagai pintu masuknya, walaupun ketika itu masih bolong-bolong tapi toh Allah dengar semua doa Saya, lulus dengan nilai baik dan masuk kedokteran UII.

Mengenai kuliah di kedokteran ini, saya terinspirasi ketika main-main ke Rumah Sakit dekat rumah sepertinya memakai baju putih-putih sangat elegan, bersih pula. Suatu waktu, ketika ditanya sama Bapak mau ambil kuliah apa di jogja spontan saya bilang Kedokteran. Bapak diam sejenak (mungkin beliau mikir kuliah di kedokteran mahal) tapi akhirnya beliau bilang Iya.

Fase Eksistensi
Awal kuliah di Kedokteran sudah disambut dengan kegiatan yang banyak apalagi waktu ditawarin masuk kepanitiaan baksos di Bulak Salak sm dr Yusuf Hisam (Residen Anestesi) dan masuk ke kepanitiaan deklarasi CMIA (Lembaga Dakwah Fakultas). Berangkat pagi dari rumah pulang malam karena kesibukan yang cukup menyita waktu khususnya persiapan deklarasi CMIA. Waktu itu yang mengajak saya dr. Muthia (Residen bedah Unsyiah), dr. Nasrah Nastasia (Mbak cha-cha, residen orthopedic Unhas), dr. Rifky (PNS Banten), dr. Hayati Salma, dr. Dian. Semua angkatan 2001, hanya saya yang 2004 dan beberapa 4 orang teman lainnya. Deklarasi CMIA berjalan lancar, waktu itu sekitar bulan Februari 2005 (semester 1). Ketika deklarasi, dibentuk tim formatur yang terdiri dari mbak cha-cha, mas rifky, mbak muthia, saya dan aya. Sudah bisa ditebak, akhirnya saya yang terpilih menjadi ketua CMIA pertama. Waktu ditunjuk saya menangis, karena saya merasa tidak pantas untuk memegang lembaga dakwah apalagi status saya orang biasa, tidak ada modal khusus yang saya punya hanya lima waktu, senin kamis, dhuha yang saya jaga dari awal kuliah hingga tahajud yang sering bolong. Dalam benak saya apakah pantas? Mas rifky mencoba untuk menenangkan saya.

Pasca terpilih menjadi ketua CMIA saya mulai mendalami Islam secara kaffah, banyak membaca kitab-kitab, nonton di televisi hingga datang dari satu pengajian ke pengajian lainnya. Dimana ada pengajian disana ada saya, setelah kajian dari mesjid Mardhiyah lanjut pengajian di Hasanah dan seterusnya bahkan saya sampai punya jadwal pengajian lengkap sejogja hanya untuk mencari Islam dimana disanalah Allah berada. Akhirnya saya diajak oleh senior di FK untuk ikut DM KAMMI (Dauroh Marhalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), acara ini semacam perkaderan berjenjang di KAMMI. Acara berlangsung 3 hari di kadisoka. Pasca DM KAMMI saya diajak untuk ikut halaqoh bersama teman-teman, waktu itu saya khusus mengkoordinir anak-anak FK yang dilakukan di kontrakan, akhirnya sampai selesai yang bertahan hanya saya. Ustadz saya yang biasa dikenal dalam dunia liqo disebut Murobi memberi bekal ilmu agama secara utuh dan saya merasa enjoy sekali karena dalam hati saya inilah yang saya cari, saya bela-belain mau ujian blok atau ujian skill practice datang halaqoh malam harinya sampai jam 22.00 atau bahkan 23.00 WIB, padahal esok pagi ujian. Namun lama-lama saya merasa ada yang beda, ketika substansi politik praktis mulai masuk, saya agak galau ketika itu apalagi dikait-kaitkan dengan partai Islam. Saya merasa bahwa kenapa caranya harus seperti ini. Tanpa mengurangi intensitas saya untuk halaqoh saya mencari lagi, sampai akhirnya menemukan beberapa aliran yang membuat saya keluar masuk karena hati saya masih saja galau. Saya sempat ikut kajian rutin teman-teman salafi di Hasanah dan Pogung Raya (Mesjid MPR), atau ikut kajian rutin Ust Irfan Awwas di MMI Kota Gede, dimana beliau sangat memotivasi saya pribadi untuk jihad (ketika itu sedang serangan tentara Israel ke Lebanon). Bahkan ikut kajian rutin Ust Ja’far Umar Tholib, mantan pemimpin Laskar Jihad.  Tapi semua itu juga tidak ada yang membuat hati saya puas. Proses pencarian juga saya lanjutkan ketika ada tawaran dari teman-teman Hizbut Tahrir, tetap tidak membuat hati saya tenang. Sampai akhirnya saya mendekat ke dr. SAA bersama dengan teman-teman Tabligh. Waktu itu kami sering ke Al Ittihad utk taklim bahkan mabit disana. Bersama teman-teman tabligh juga tidak menemukan chemistryyang tepat. Hingga akhirnya asal aja masuk ke pengajian Rausyan Fikr, ada Ust Sofwan disana yang dikemudian hari saya bertemu lagi dalam kajian yang dilakukan oleh HMI.

Banyak aktivitas diluar kampus yang tidak diketahui oleh kebanyakan teman-teman. Bada subuh saya sudah berangkat ke kampus karena tepat jam 06.00 ada kajian rutin di mesjid Ulil Albab, kajian rutin tafsir Qur’an dan Hadist. Pulang sampai rumah kadang mendekati maghrib, kadang kala juga malam. Semua itu hanya datang dari satu majelis ke majelis lain untuk mengisi kekosongan hati yang dahaga akan ilmu. Saya dapat sedikit demi sedikit, pulang ke rumah bukannya belajar malah me-review kajian dan mencoba mencari ayat-ayatnya dalam Qur’an dan dihafalkan.
Modal yang saya dapat secuil demi secuil melalui kajian itu yang saya gunakan untuk menjadi pemandu ONDI. Awalnya menolak karena merasa masih jauh dari mampu untuk menjadi seorang pemandu. Karena ada teh Ika yang menguatkan akhirnya saya terima amanah itu untuk memandu ONDI Menengah. Teh ika dan teman-temanlah yang sering mengingatkan saya jika da akhlak yang terpeleset karena masih belum mapan secara akhlak tapi cukup memahami syariat. Karena posisi sebagai ketua CMIA cukup berat sehingga dikanan kiri depan dan belakang selalu dijaga oleh orang-orang yang care dengan saya. Saya maklumi itu karena itu tadi, secara akhlak belum mapan karena didikan saya bukan didikan anak pondok, saya orang amah seperti kebanyak orang lainnya yang belum memahami Islam secara kaffah. Namun toh saya tidak pernah menyerah terus berusaha mengisi kekosongan hati untuk bisa kaffah dalam memahami Islam.

Fase tersulit ketika memimpin CMIA memasuki masa-masa transisi kepemimpinan di lembaga mahasiswa FK, dimana Dewan Presidium menjadi Dewan Perwakilan dan transisi kepengurusan CMIA dari saya ke anita. Posisi CMIA ketika itu banyak ditinggal kader sementara disatu sisi harus survive. Dari 40 orang kader yang tersisa hanya 5, saya, aya, ucha, the fitri dan the ika. Tidak berlangsung lama karena beberapa bulan kemudian the Ika menikah dan pindah ke Jakarta. Pada suatu waktu, saya menjadi seorang Sani Rachman yang benar-benar menjaga, tidak mau tatapan secara langsung dengan lawan jenis, tidak bersentuhan sama sekali dan celana cingkrang, tidak pernah terlepas dai tahajud, duha, senin kamis, pengajian rutin bahkan hafalan Qur’an. Jika ada yang terlewat akan ada perasaan menyesal dan sedih. Saya pikir inilah fase puncak pergolakan hati yang masih labil. Tapi itu semua benar-benar saya alami. Saya merasakan menjadi seorang yang berbeda setelah keluar masuk aliran. Tapi tetap semua ada hikmahnya, saya bisa mempelajari Islam dari berbagai macam sudut pandang dan memahami Islam secara utuh.
Di akhir 2006, saya dekat dengan dr. SNT, beliau aktif di HMI (MPO) dan orangnya vokal. Beliau dosen, guru, mentor dan seorang kakak buat saya yang banyak memberi bekal dan masukan, memang terkenal vocal. Saya ingat sekali, ketika kami berdebat didepan ruang DPM ketika itu, macam-macam yang diperbincangkan. Dari siang sampai pulang ke rumah naik motor dijalan kami masih berdebat panjang. Akhirnya dia tantang saya masuk HMI. Ikutlah saya di LK HMI (Latihan Kader). Sedikitpun tidak ada penolakan dalam hati, saya bisa menerima tapi saya bukan tipe fanatik terhadap golongan. Saya terima HMI sebagai bagian dari jalan hidup saya dimana bisa sedikit mengisi kekosongan walaupun masih saja hati ini belum merasa penuh dalam mengenall Allah. Kajian di HMI multi aspek sehingga wawasan hidup dan berkembang pesat. Tradisi membaca dan menulis menjadi kebiasaan sehari-hari mulai dari buku-buku filsafat, Islam, revolusi dan ilmu praktis saya babat habis, saya malah jarang membaca buku kedokteran. Terasa haus sekali akan ilmu untuk mengisi kekosongan hati. Semakin banyak yang saya baca merasa hati ini belum penuh dalam mengenal Allah. Saya memang terlambat masuk HMI, sudah udzur di kampus, sudah peak moment di lembaga kemahasiswaan (Ketua DPM) tapi saya buktikan komiteman saya di HMI bukan hanya sekedar numpang lewat tapi komitmen diri, yang saya buktikan dengan mengikuti LK 2 (dua kali, yang satu tidak lulus) ditengah-tengah koass dan bahkan latihan khusus Senior Course (pemandu). Di HMI saya memulai dari nol, bukan untuk pragmatism semata tapii untuk modal untuk menjadi lebih baik lagi.

Sebagai seorang manusia biasa, iman pun naik dan turun. Ketika iman itu naik terasa sekali kokohnya iman itu sulit untuk digoyang akan tetapi ketika turun mudah sekali untuk galau. Ketika turun inilah yang disebut dengan futur. Futur pertama terjadi ketika masuk KKN, futur kedua terjadi ketika masa Koass dan future ketiga terjadi ketika masa studi master di UGM. Terasa sekali kalau ada gradasi iman, karena alarm hati selalu berbunyi ketika ada penurunan iman. Setelah saya analisa kenapa bisa futur salah satunya ketika mulai meninggalkan halaqoh dimana tidak ada lagi yang menasehati dan menjaga hati ini agar selalu istiqomah, kemudian analisa selanjutnya karena kesibukan dimana ketika koass disibukan dengan penugasan dan jadwal jaga IGD dan ketika studi master disibukkan dengan pekerjaan. Karena waktu itu kuliah sambil bekerja.

Masa studi master di UGM menjadi salah satu tahapan hidup karena kuliah di UGM ini memberikan kesan tersendiri buat saya. Berkesan karena pertama kuliah ini saya lalui sambil bekerja dan kedua Alhamdulillah lulus dengan predikat summa cumlaude. Awal kuliah memang waktu pembayaran pertama masih pake uang orang tua, tapi untuk 3 semester selanjutnya dan biaya tesis murni pakai biaya sendiri. Kerja dari satu klinik ke klinik lainnya hanya untuk mengumpulkan uang. Setiap semester uang hasil kerja dikumpulkan kemudian bayar SPP. Terus seperti itu. Kadang bolos kuliah hanya untuk bekerja, ternyata berat juga ya mencari uang. Mengumpulkan uang itu sulit tetapi mengeluarkannya begitu mudah. Pernah suatu waktu, ketika sedang menunggu pasien di Klinik PT Pos, sambil istirahat termenung dalam hati terucap “kok seperti ini ya, habis waktu dari satu pintu Klinik ke pintu klinik yang lain”. Ada perasaan menyesal karena terlalu disibukkan dengan duniawi amnesia sesaat bahwa rukhiyah kita perlu diisi. Jamaah di mesjid berantakan, sholat sering molor, menjadi pelit karena lebih banyak menumpuk uang. Naudzubillah. Untungnya Allah beri aku alarm-alarm yang selalu berbunyi ketika ada gradasi akhlak yang harus diperbaiki. Diluar sana banyak orang membutuhkan bantuan kita tapi kita malah banyak menyimpan harta. Memang sih puas sekali bekerja mendapatkan uang hasil kerja keras diri sendiri dibanding hanya menunggu kiriman orang tua. Akhirnya, karena alarm berbunyi kencang sehingga saya sadar bahwa harus bisa lebih tawaddu lagi bahwa apa yang saya dapat selama ini karena ridho Allah.

Ada alasan logis kenapa saya ambil S2 di UGM dan kenapa pilihan itu jatuh di IKM. Sebelum lulus dokter, kebetulan orang tua datang ke Jogja dan ini momentum awal untuk diskusi rencana jangka panjang. Orang tua ingin saya kembali ke Kalimantan, sementara saya masih mau menghabiskan waktu mencari ilmu dan pengalaman di Jogja. Karena saya merasa ilmu saya masih sangat kurang, belum ada seteguk air yang mampu mengatasi dahaga ilmu ini. Ilmu apa aja khususnya ilmu akhirat. Akhirnya cari-cari alasan untuk menahan paling tidak 2-3 tahun lagi saya bisa bertahan di Jogja. Saya puny aide untuk ambil S2 di UGM. Bak gayung bersambut mentor saya di IKM FK UII (dr. SNT) mendukung penuh, saya disarankan ambil Kesehatan Keselamatan Kerja yang lebih aplikatif di Kalimantan, dan akhirnya saya ambil dan mendaftar di UGM. Alhamdulillah lulus dan keterima di S2 Kesehatan Kerja. Sampai ditengah jalan mau lulus master, saya mendapat beasiswa S2/S3 dari yayasan Insan Cita Bangsa dimana alumni-alumni HMI berkumpul member beasiswa pendidikan kepada kader HMI. Sepertinya sudah satu track dengan Master saya, begitu apply beasiswa dan dapat saya langsung dihubungi oleh Insan Cita untuk mendaftar di Perguruan Tinggi yang ada di negera yang sudah ditunjuk Insan Cita, USA, Inggris, Jerman, Kanada, Australia. Saya daftar di Harvard, tapi harus menunggu satu tahun dulu baru bisa masuk Harvard. Saya ambil Harvard karena teman-teman juga ambil Universitas yang keren-keren seperti John Hopkins, North California yang terkenal paling mahal, Ohio, Cambridge. Persiapan satu tahun ketika akan mendaftar 3 bulan yang lalu saya disarankan oleh pembimbing di UGM untuk mencari supervisor di Harvard. Ketemu supervisor dan kami saling contact ternyata saya terbentur oleh perbedaam kurikulum antara UGM dengan Harvard, saya disarankan oleh pembimbing di UGM dan supervisor di Harvard untuk ambil Master lagi. Ternyata ketika saya siap untuk apply Master, terbentur kembali oleh persyaratan minimal pengalaman kerja 3 tahun dibidang yang sama. Jadi ketika saya akan ambil Master K3 saya harus berada di Industri minimal 3 tahun sementara itu saya selama ini hanya bekerja di Rumah Sakit yang tidak ada hubungannya dengan Industri. Batal lagi! ditengah-tengah kebingungan saya mencoba untuk menenangkan diri dan ambil beberapa opsi-opsi. Opsi pertama PPDS, opsi kedua tetap ambil S3 tapi di Indonesia. Opsi pertama ini sepertinya agak melenceng dari konsep awal karena saya dididik dan dikader untuk mengisi pos di IKM FK UII, agak sedikit bingung bagaimana caranya pamit dengan beliau. Opsi ini juga berdasarkan masukan dari orang tua dan kiai saya. Agak sedikit goncang awalnya untuk berpaling dari IKM karena bingung harus bicara seperti apa, tapi akhirnya setelah merenung dan coba istikharah minta petunjuk Allah diberi kemantapan hati. Opsi kedua ambil S3 lagi di Indonesia, Saya merasa masih terlalu muda dan bekal saya masih kurang, saya takut ilmu S3 menjadi mubazir dan saya ingat kata pembimbing saya di UGM, kalau jadi ilmuwan harus total jangan mlenceng-mlenceng, siap tidak kalau harus ambil S3 dan mempertangung jawabkan keilmuannya kepada masyarakat. Disinilah saya kemudian berfikir kembali dan akhirnya saya putuskan untuk ambil PPDS Cardiologi dan mengabaikan S3 saya.

Saya bela-belain giat lagi bangun malam, geber lagi dhuhanya, puasa diganti lagi menjadi daud seperti pertengah kuliah dulu. Dulu sempat daud selama 9 bulan lamanya, karena kondisi langsung drop saya putuskan untuk kembali lagi ke Senin Kamis, tapi semenjak kerja di RSI Hidayatullah kembali menghidupkan Daud. Niat ini semata-mata untuk bisa lulus test di Harvard karena saya sudah habis banyak untuk persiapan. Ternyata Allah punya rencana lain yang sangat indah.

Suatu waktu, ketika bertandang ke Kampus dalam rangka persiapan akreditasi, saya bertemu dengan dua orang yang sangat berpengaruh dalam hidup saya, pembimbing saya di IKM dan kiai yang sampai sekarang menjadi guru spiritual saya. Beliaulah yang kemudian hari membimbing saya lebih intens dan saya bisa cepat menangkap pesan-pesan ilahiyah yang beliau sampaikan melalui kajian-kajian ataupun diskusi secara langsung. Saya merasakan menemukan sebuah pencerahan baru yang tidak saya dapatkan ketika saya keluar masuk beberapa paham dalam Islam, menawarkan sebuah solusi untuk mengisi dan memenuhi jiwa-jiwa yang kosong dalam hati. Saya menikmati masa-masa ini, masa dimana saya berada on the right track untuk mecari ridho Illahi. Hati saya bisa menerima tanpa ada penolakan, resistensi iya ada, tapi lama-kelamaaan ada yang membimbing langsung sehingga mengerakkan hati untuk tawaddu dan istiqomah di jalan ini. Saya menikmati proses ini dimana sebagian besar orang mempertanyakan dalil dan banyak bantahan-bantahan akan tetapi hati saya tidak menolak. Ternyata proses ini sangat indah dan sabar itu rasanya manis ya. Semoga Allah membuat hamba lebih istiqomah dan semakin tawaddu lagi dalam mengejar ridho Allah.

Sejauh ini, saya bersyukur kepada Allah karena menemukan seseorang yang dapat membimbing dan mengarahkan diri untuk bisa menjadi seorang yang berkualitas secara individu dan saya berterima kasih kepada Allah telah memberikan jalan untuk itu.

Inisiasi Kedepan
Tahun ini menjadi titik balik dalam diri untuk bisa merefleksikan gambaran masa depan. Menjadi seorang yang soleh, tawadu dan istiqomah dalam beribadah. Tak kan patah karna lelah. Perjalanan masih sangat panjang dan berliku, tentunya godaan sudah siap menunggu didepan, mempersiapkan diri untuk bisa melewati godaan tersebut dengan bekal tawakkal. Insya Allah, jika Allah ridho, tahun depan mau lanjut PPDS Cardiologi, ikut saja Allah mau tempatkan dimana waktunya kapan hanya Allah yang Maha Tahu, sebagai manusia hanya bisa ikhtiar sempurna dan berdoa dengan sungguh-sungguh agar niat tersampaikan dengan cara benar. Bahwa jika berdoa maka kita harus meyakini bahwa Allah pasti akan mengabulkan doa kita. Menikah, terntunya menjadi agenda jangka pendek, malu sama Allah kalau sudah mapan namun belum menyempurnakan sebagian dari agama. Semoga Allah ridho. Jangka menengah setelah lulus dari PPDS mau menlanjutkan karir di jogja saja, karena lebih kondusif dari segi lingkungan, segi nilai-nilai keagamaan dan segi keilmuan. Semoga Allah ridho saya mengabdi di almamater FK UII yang telah membesarkan saya. Semoga Allah ridho diberi istri yang solehah dan memiliki 4 orang anak yang soleh dan solehah (2 orang laki-laki, 2 orang perempuan).Semoga Allah juga ridho bisa punya rumah sendiri yang deket dengan mesjid, didalam rumah ada mushola yang megah, rumah tingkat dua, ada halaman depan dan belakang, sederhana namun tampak elegan. Bisa punya punya  mobil sendiri yang keren, motor yang keren juga.

Selalu belajar dan belajar untuk memperbaiki diri dari segala kesalahan dan kehilafan. Tahun demi tahun harus selalu ada perbaikan dan peningkatan. Kalau dulu dimulai dari senin kamis waktu kelas 2 SMA, kelas 3 SMA ditambah tahajjud walaupun sampai sekarang masih bolong, awal kuliah ditambah dhuha walaupun hanya 2 rakaat sebelum berangkat ke kampus selain itu banyak belajar ilmu agama sebagai pondasi dan pegangan hidup, pertengahan kuliah sudah mulai khatam Qur’an minimal 1 kali dalam setahun, akhir kuliah ada penurunan iman. Bersyukur sekali Allah beri saya alarm yang selalu mengingatkan saya jika ada penurunan dibawah garis merah (BGM) sehingga reseptor iman segera meng-counter gejala-gejala penurunan iman dengan cepat dan naik lagi ke posisi aman, setelah bekerja semakin naik lagi kalau dulu belum bisa Qurban sekarang dengan hasil keringat sendiri sudah bisa Qurban, Alhamdulillah. Naik lagi setingkat sekarang semua lebih rapi dan tertata karena adanya seorang guru/kiai yang selalu member nasehat dan mengingatkan dikala gejala-gejala penurunan sudah mulai terasa.

Saya menyadari, sebagai seorang new beginner masih sangat labil, oleh karena itu perlu bimbingan dari seorang yang sudah melewati fase-fase seperti yang saya alami agar dapat dijadikan spirit dalam mencari ridho Allah. Pesawat ini dikemudikan oleh pilot yang masih amatir sehingga terbangnya jangan terlalu tinggi, pelan namun pasti. Bertahap agar sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Namun tetap memiliki cita-cita suatu saat akan menerbangkan sebuah concorde. Amin. Seperti kata Rasul, ibadah itu seperti seorang musafir, dalam bepergian ada kalanya istirahat, makan, minum, tidur, berteduh jalan lagi hingga akhirnya sampai pada tempat tujuan. Belajar, dan tak kan pernah berhenti belajar menjadi seorang laki-laki yang cita-citanya setinggi langit namun kedua kakinya tetap berpijak pada kokohnya bumi. Semua ini kuncinya adalah ridho Allah semata.

“Jika memang harus berlari dan berlari dalam mencari ridho Allah, tak kan pernah lelah raga ini untuk terus berlari hingga kelelahan itu sendiri merasa lelah mengejar kita”

Jogjakarta, 25 September 2012
SRS, MD, M.Sc

Pengantin Baru Masuk Syurga



Alkisah Sufi :



Pada suatu hari laki-laki bernama Julaibiib menghadap Rasulallah Saw. Julaibiib adalah orang yang sangat melarat.

Dia bertanya: “Ya Rasulallah! Jika aku mati dalam keadaanku yang beriman ini apakah Allah SWT akan memasukkan aku ke dalam surga dan mengawainkan aku dengan bidadari?



“Ya tentu, insya Allah!”jawab Rasulallah Saw. “Mengapa sahabat-sahabat Tuan setiap yang aku lamar puterinya, semua menolak dan tidak menikahkan puterinya denganku?” tanya Julaibiib lagi.



“Pergilah kamu ke rumah keluarga fulan dan katakanlah kepadanya bahwa Rasulallah Saw memerintahkan kepada Anda agar menikahkan puterinya kepadaku,”jawab Rasulallah.



Keluarga itu pun akhirnya sepakat untuk menikahkan Julaibiib dengan putri mereka. Akan tetapi sebelum Julaibiib sempat masuk ke kamar pengantin, dia mendengar panggilan masuk berjihad. Maka dia pun lari dan bergabung dengan pasukan perang.



Ketika perang telah usai, Rasulallah Saw bertanya kepada para sahabat: “Siapa diantara kawan-kawan kalian yang sekarang tidak tampak dan mugkin menjadi syahid?” Para sahabat pun menyebutkan beberapa nama, tetapi tidak menyebut nama Julaibiib karena dia belum banyak dikenal.



Lalu Rasulallah Saw bersabda: “Apakah aku justru kehilangan Julaibiib, marilah kita bersama mencarinya!”

Akhirnya, Rasulallah Saw menemukan jasad Julaibiib tergeletak mati sebagai syahid di tengah tujuh mayat orang kafir yang baru dilawannya. Lalu Rasulallah Saw pun duduk di samping jasad Julaibiib dan mengangkat kepalanya ke pangkuan beliau sambil menangis. Tetapi sesaat kemudian beliau tersenyum dan memalingkan wajahnya. Maka para sahabat pun bertanya: “Sungguh aneh sekali keadaan Tuan, ya Rasulallah! Tuan menangis lalu tersenyum dan memalingkan wajah Tuan?”


Rasulallah bersabda: “Ya, aku menangis karena perpisahan dengan saudaraku ini, dan aku tersenyum ketika Allah memperlihatkan kepadaku tempatnya di surga. Aku palingkan wajahku ketika aku melihat istrinya, seorang bidadari dari suraga, aku turun ke bumi lalu masuk di antara kulit dan bajunya, kemudian mengakatnya ke surga di haribaan-Nya, di alam kelanggengan.”

Sahabat Aneh


Pulang kampung setelah lima tahun di rantau menuntut ilmu, memberi warna tersendiri dalam hati. Dengan mengantongi ijazah sarjana,




Khairul Huda, Pulang kampung setelah lima tahun di rantau menuntut ilmu, memberi warna tersendiri dalam hati. Dengan mengantongi ijazah sarjana, aku melangkah tegap menuju bus yang akan membawaku ke Doro, sebuah kota kecamatan kecil 20 km di sebelah selatan Pekalongan.



Bus Binatur yang kutumpangi berjalan lambat keluar terminal. Tidak hanya sekali dua bus berhenti untuk menaik-turunkan penumpang. Bahkan beberapa kali bus malah berjalan mundur, masuk ke jalan desa, menjemput penumpang yang hampir terlewat.



Sampai di perempatan Karangdadap langit gelap. Sesaat kemudian turun hujan. Kuedarkan pandang ke luar jendela. Lewat kaca bus yang buram, kulihat butiran mutiara itu berlomba turun menjejak ke bumi. Banyak rumah baru berdiri di sepanjang pundak jalan yang tidak seberapa luas.



Sejam kemudian, tepat pukul 12.00 siang, bus sampai di depan Pasar Doro. Di kota kecil ini tak ada terminal bus, yang ada hanyalah terminal colt angkutan pedesaan. Itu pun tak seluruh colt masuk ke terminal. Banyak di antaranya yang nge-tem di depan pasar sebelah barat, berbaur jadi satu dengan bus yang akan datang.



"Masih seperti dulu," gumamku membatin, ketika melihat sebuah colt jurusan Karanganyar berangkat. Ya, masih seperti dulu. Colt berangkat dengan penumpang yang berjejal sesak. Dari belakang yang terlihat jajaran orang bergelantungan rapat membentuk teralis menutupi bagian belakang mobil. Dan kalau belum mendapat penumpang yang rapat seperti itu, colt memang belum mau berangkat. Padahal itu sungguh membahayakan keselamatan penumpang.



Aku menarik napas untuk melonggarkan dadaku yang sesak. Dengan jilbabku yang bersih ini, aku pun akan berimpit seperti mereka. Berdesak dengan orang, barang belanjaan, dan ayam. Sudah tercium olehku keringat bercampur kubis busuk, tai ayam, dan aroma parfum yang tajam menusuk. Seperti itulah kalau perjalanan kita lekas sampai, karena jumlah angkutan di sini sangat terbatas.



Colt jurusan Lemahabang yang kutumpangi hampir penuh. Beruntung aku mendapat tempat duduk di depan, di ruang kemudi. Meski sesak juga, tapi tak separah seperti duduk di belakang. Lumayanlah. Tapi harap diingat, mendapat tempat duduk di ruang sopir, harus berani membayar lebih, karena lebih nyaman, maka ruang sopir ini banyak diperebutkan.



Calo sudah memintai ongkos para penumpang. Berarti colt sudah penuh dan siap berangkat. Aku bernapas lega.



Pak sopir masuk ruang kemudi, lalu menghidupkan mesin. Saat itu melintas sebuah bayangan yang sudah sangat kukenal, di depan colt. Aku masih mengingatnya dengan baik, itu adalah bayangan Silva, taman sekampung, teman masa kecil, teman sepermainanku dulu. Kalau ia mau pulang, kenapa tidak naik colt ini? Dorongan rasa kangen pada sahabat telah mengalahkan kepentinganku untuk cepat-cepat sampai di rumah.



"Sebentar, Pak Sopir," pintaku pada sopir yang sudah memasukan perseneling ke gigi satu. Lalu begitu saja aku turun dari mobil, mengejar Silva.



Terdengar teriakan sopir di belakang, "Cepat, Dik!"



Sekilas aku menoleh seraya melambaikan tangan menyuruhnya pergi. Sopir maklum, colt itu pun berangkat.



Aku berhasil mengejar Silva. Kujajari langkahnya.



"Mau kemana?" tanyaku.



Silva menoleh, tersenyum. Wajah dan bibirnya tampak pucat, tapi kakinya melangkah ke arah timur.



"Mestinya kamu bersama saya naik colt yang tadi. Kamu sudah tahu kan, selepas colt tadi belum tentu ada colt berikutnya yang bisa membawa kita pulang? Sudah siang begini tak ada lagi orang berpergian. Anak sekolah dan ibu-ibu yang belanja sudah pada pulang. Kita pertaruhkan pada nasib baik untuk bisa pulang hari ini."



Silva tak berkomentar. Kucoba menggandeng tangannya. Dingin. "Kamu sakit? Mau periksa? Okelah, aku menemanimu."



Melewati sebuah jembatan kecil, Silva belok ke kiri.



"Lho, kalau mau periksa ke tempat dr. Lestari, beloknya ke kanan, dong?!" protesku. Silva tak menanggapi protesku. Ia terus saja melangkah.



"Baiklah, kuikuti kamu," kataku, menyerah. "Seandainya nanti tidak mendapat colt pulang, toh ada kamu. Kita bisa pulang jalan kaki bersama.



Kami lewat di depan KUA. Ke utara sedikit, ada masjid di sisi barat jalan, menghadap ke timur. Silva membelokkan langkahnya ke sana.



"Oh, kamu mengajakku salat dulu? Baiklah. Sekarang memang sudah hampir jam satu," kataku, setelah melirik arloji di pergelangan tanganku.



Aku mendahului Silva melepas sepatu, terus ke kamar kecil. Setelah itu mengambil wudhu dan salat Zuhur lebih dahulu, karena Silva tak tampak bayangannya. Kupikir ia sedang berada di kamar kecil.



Kemana sih, dia? Diikuti kok malah menghilang? gerutuku sendirian, sambil mengenakan sepatu bersiap meninggalkan masjid.



Aku kembali ke depan pasar mencari angkutan. Suatu kebetulan, ada serombongan orang yang hendak berziarah ke makam Syeh Siti Jenar di Lemahabang. Mereka mendapatkan colt dan aku mengikuti saja. Tampaknya rombongan itu membayar lebih, sehingga tak usah menunggu penumpang berdesak. Alhamdulillah.



Mobil yang kami tumpangi bergerak ke arah barat setengah kilo, lalu berbelok ke selatan. Dan mulailah perjalanan yang penuh risiko. Karena colt mesti melewati jalan berbatu tidak rata, dengan medan yang terus menanjak. Badan colt bergerak seperti layaknya tubuh mentok. Merangkak tertatih, megal-megol, oleng ke kiri dan ke kanan, kepalanya mengangguk-angguk.



Setelah lepas empat puluh lima menit, colt yang sudah bergerak pelan, terasa semakin memperlambat lajunya. Kami saling bertatapan. Ada apa? Serentak kami arahkan pandangan ke depan. Ada sekerumunan orang memenuhi jalan di depan. Colt berhenti. Kami turun untuk mencari tahu.



Ternyata ada colt jatuh ke jurang! Sebagian penumpangnya tewas, sebagian yang lain luka-luka. Mereka sedang dievakuasi. Dan itu adalah colt yang hendak kutumpangi tadi, tapi tidak jadi!



Aku tertunduk lemas. Tak henti-hentinya kusebut kebesaran nama-Nya. Pandanganku yang kabur oleh airmata, menangkap tubuh-tubuh yang berlumpur dan berlumur darah terkulai. Pecahan kaca yang berserakan. Mobil yang ringsek. Wajah-wajah yang basah oleh airmata. Telingaku menangkap raungan tangis tak beraturan dari mereka yang masih bisa menagis. Allah Mahabesar.



"Dik, naik lagi. Kita teruskan perjalanan," kata sebuah suara.



Kuusap mataku dengan punggung tangan. Tanpa suara kuikuti laki-laki yang berkata tadi. Lalu kami masuk kembali ke colt untuk meneruskan perjalanan.



Begitu sampai di rumah, setengah berlari aku menuju ke rumah Silva. Dia sendiri yang membukakan pintu. Serentak melihat bayangannya, langsung kutubruk dan kupeluk ia. Tangisku pun tumpah di pundaknya.



Silva balas memeluk.



"Tenanglah...," bisiknya lembut dekat telingaku. Dipapahnya tubuhku menuju ke kamarnya. Setelah meminum air putih pemberian Silva, aku sedikit lebih tenang. Lalu kuceritakan semua kepadanya. Tentang pertemuanku dengannya di depan pasar. Tentang salatku di masjid. Juga tentang colt yang tak jadi kutumpangi dan ternyata mendapat kecelakaan...



"Kuminta jawablah pertanyaanku dengan jujur. Di mana saja kamu seharian ini?"



"Seharian ini aku hanya di rumah, tidak pergi ke mana-mana. Sungguh! Kalau tak percaya, tanya Ibu,"kata Silva, serius. "Sejak pagi sampai menjelang Zuhur, aku di sawah bersama Ibu, matun padi. Pulang dari sawah aku mampir ke pancuran, bersih-bersih sekalian ambil air wudhu. Setelah salat dan makan, istirahat sambil membaca-baca. Lalu kamu datang," jalas Silva runut.



"Aku percaya. Lantas, siapa gadis mirip kamu yang kutemukan di depan pasar?"



Kami saling berdiam diri, digayuti oleh pikiran masing-masing.


Dan aku percaya, Allah memang sengaja menyelamatkanku dengan cara-Nya sendiri. Terima kasih, ya Allah, atas pertolongan-Mu. Tak henti-hentinya kusebut nama-Nya.

Sepotong Roti Penebus dosa



Abu Burdah bin Musa Al-Asy�ari meriwayatkan, bahwa ketika menjelang wafatnya Abu Musa pernah berkata kepada puteranya: "Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seseorang yang mempunyai sepotong roti."



Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah dia tentukan. Akan tetapi pada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita sehingga diapun tergoda dalam bujuk rayunya dan bergelimang di dalam dosa selama tujuh hari sebagaimana perkara yang dilakukan oleh pasangan suami-isteri. Setelah ia sadar, maka ia lalu bertaubat, sedangkan tempat ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi mengembara sambil disertai dengan mengerjakan solat dan bersujud.



Akhirnya dalam pengembaraannya itu ia sampai ke sebuah pondok yang di dalamnya sudah terdapat dua belas orang fakir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk menumpang bermalam di sana, karena sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sangat jauh, sehingga akhirnya dia tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu. Rupanya di samping kedai tersebut hidup seorang pendita yang ada setiap malamnya selalu mengirimkan beberapa buku roti kepada fakir miskin yang menginap di pondok itu dengan masing-masingnya mendapat sebuku roti.



Pada waktu yang lain, datang pula orang lain yang membagi-bagikan roti kepada setiap fakir miskin yang berada di pondok tersebut, begitu juga dengan lelaki yang sedang bertaubat kepada Allah itu juga mendapat bahagian, karena disangka sebagai orang miskin. Rupanya salah seorang di antara orang miskin itu ada yang tidak mendapat bahagian dari orang yang membahagikan roti tersebut, sehingga kepada orang yang membahagikan roti itu ia berkata: "Mengapa kamu tidak memberikan roti itu kepadaku." Orang yang membagikan roti itu menjawab: "Kamu dapat melihat sendiri, roti yang aku bagikan semuanya telah habis, dan aku tidak membagikan kepada mereka lebih dari satu buku roti." Mendengar ungkapan dari orang yang membagikan roti tersebut, maka lelaki yang sedang bertaubat itu lalu mengambil roti yang telah diberikan kepadanya dan memberikannya kepada orang yang tidak mendapat bahagian tadi. Sedangkan keesokan harinya, orang yang bertaubat itu meninggal dunia.



Di hadapan Allah, maka ditimbanglah amal ibadah yang pernah dilakukan oleh orang yang bertaubat itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun dengan dosa yang dilakukannya selama tujuh malam. Ternyata hasil dari timbangan tersebut, amal ibadat yang dilakukan selama tujuh puluh tahun itu dikalahkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya selama tujuh malam. Akan tetapi ketika dosa yang dilakukannya selama tujuh malam itu ditimbang dengan sebuku roti yang pernah diberikannya kepada fakir miskin yang sangat memerlukannya, ternyata amal sebuku roti tersebut dapat mengalahkan perbuatan dosanya selama tujuh malam itu. Kepada anaknya Abu Musa berkata: "Wahai anakku, ingatlah olehmu akan orang yang memiliki sebuku roti itu!"

cerita islami - kisah tukang cukur

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang TUHAN.

Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya kalau TUHAN itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.

“Begini, coba kamu perhatikan di depan sana, di jalanan…. untuk menyadari bahwa TUHAN itu tidak ada”.
“Katakan kepadaku, jika TUHAN itu ada. Adakah yang sakit? Adakah anak-anak terlantar? Adakah yang hidupnya susah?” .

“Jika TUHAN ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan”.

“Saya tidak dapat membayangkan TUHAN Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”.

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi, karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (Jawa : mlungker-mlungker – Red), kotor dan brewok, tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :
“Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini TIDAK ADA TUKANG CUKUR..!”

Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : “Kamu kok bisa bilang begitu?”.
“Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu TIDAK ADA! Sebab jika tukang cukur itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana”, si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.
“Apa yang kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, mengapa mereka tidak datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya?”, jawab si tukang cukur membela diri.

“COCOK, SAYA SETUJU..!” kata si konsumen.
“Itulah point utamanya!.. Sama dengan TUHAN.

“Maksud kamu bagaimana?”, tanya si tukang cukur tidak mengerti.

Sebenarnya TUHAN ITU ADA ! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.?
Mengapa orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU mencari-NYA..?
Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Si tukang cukur terbengong!!!! Dalam hati dia berkata : “Benar juga apa kata dia..mengapa aku tidak mau datang kepada TUHANKU, untuk beribadah dan berdoa, memohon agar dihindarkan dari segala kesusahan dalam hidup ini..?”

Jika teman teman berpikir bahwa TUHAN ITU ADA, sampaikan cerita ini kepada teman yang lain. Semoga kita selalu mendapat kebaikan dan kebahagiaan dalam hidup ini. Amin

Feedback via the PASANG IKLAN GRATIS [#4]

All Basic Accounts are subject to routine security scan to reduce abuse. To remove this message, please embed the "Powered by EMF" and "Report Abuse" link on the page where this form is embedded.You can click here to request a rescan or wait for the next scheduled security scan.

Jenis Iklan*:Agen tiket online
Judul Iklan*:PELUANG USAHA AGEN TIKET ON-LINE (E-TIKET) MURAH PLUS+
detail iklan anda:Peluang usaha menjadi agen tiket online murah untuk pesawat, kereta api, dan pulsa ELEKTRIK.
Berlaku untuk semua maskapai penerbangan di Indonesia.
Bea daftar cukup Rp 15.000 saja, sudah bisa jualan tiket pesawat,KA dan pulsa elektrik.
Besar deposit/saldo terserah Anda.Anda bisa booking dan cetak tiket sendiri.
Bisa juga untuk Loket Pembayaran PLN,Telkom,PDAM.
Telah terbukti menjadi solusi pilihan untuk wirausaha sukses dan maju.
Cukup punya komputer/laptop, koneksi internet dan printer.
PT. Istana Permata Travelindo (IPT)
http://WWW.ORBITIKET.COM/?id=Danangph
Nama*:Danang Panca H Danang Panca H orbitiket 5.JPG
Email*:danangph@yahoo.com
Nomer Hp:--
Web Site*:http://www.orbitiket.com/?id=Danangph



Powered by EmailMeForm



benarkan pria haram untuk memakai emas?

Satu lagi, “Bukti Keilmiahan Hukum2 Islam dan Sunnah2 Nabi Kita Shalallahu Alaihi Wasalaam”Perlu diketahui hukum logam mulia atau EMAS yaitu:“Dari Abu Musa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,‘Emas dan sutra dihalalkan bagi para wanita dari ummatku, namundiharamkan bagi para
pria’.” (HR. An Nasai dan Ahmad).
Syaikh Dr. Shalih Al Fauzan berkata, “Lelaki diharamkan memakai cincin emas. Sedangkan cincin perak, atau logam semacamnya,walaupun sama-sama logam mulia, hukumnya boleh memakainya karena yang diharamkan adalah emas. Dan tidak boleh pula memakai cincin dari campuran emas, tidak boleh memakai kacamata, pena, jam tangan yang ada campuran emas-nya.Intinya, lelaki tidak diperbolehkan berhias dengan emas secara mutlak.” (Muntaqa Fatawa Al Fauzan)
Barangsiapa dari umatku mengenakan emas kemudian dia mati masih dalam keadaan mengenakannya maka Allah mengharamkan baginya emas di surga.Dan barangsiapa Dari umatku yang mengenakan sutera kemudian dia mati masih dalam keadaan mengenakannya maka Allah mengharamkan baginya sutera di surga.” (HR. Ahmad)
Kalau ditanya apa alasannya atau apa logikanya laki2 tidak boleh memakai emas???
banyak yang menjawab …kalau laki2 diperbolehkan memakai emas bisa2 wanita tidak kebagian. Atau ada juga jawaban ..nanti tidak bisa membedakan mana laki2 mana perempuan karena sama2 memakai emas.
Sebenarnya jawabannya tidak seperti itu……
Inilah tinjauan ilmiah atau analisa medisnya…Para ahli fisika telah menyimpulkan bahwa atom pada emas mampu menembus ke dalam kulit dan masuk ke dalam darah manusia, dan jika kita (para pria) mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan yaitu di dalam darah dan urine akan mengandung atom emas dalam prosentase yang melebihi batas (peristiwa ini juga dikenal dengan sebutan “migrasi emas”) Dan apabila hal ini terjadi, maka akan mengakibatkan penyakit
Alzheimer, Zheimer adalah suatu penyakit di mana orang tersebut kehilangan semua kemampuan mental & fisik serta menyebabkan kembali seperti anak kecil. Zheimer bukan penuaan normal, tetapi merupakan penuaan paksaan atau terpaksa. Dan mengapa islam membolehkan wanita untuk mengenakan emas? Karena perlu dicatat bahwa wanita tidak menderita masalah ini karena setiap bulan, partikel berbahaya tersebut keluar dari tubuh wanita melalui haid (datang bulan)

Surat Yasin 1000 Tahun Telah Dibacakan Sebelum Langit Bumi dan Adam Diciptakan


kawan kawan akan merasa takjub mengenai urusan surat Yaasin ini, jika benar-benar tahu keistimewaanya. Sebelum Allah wahyukan Al Qur’an dan sebelum Allah bacakan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw, lebih dahulu Allah Ta’ala telah bacakan surat Thahaa dan Yaasin jauh sebelum Adam diciptakan, bahkan ada keterangan lain menyebutkan, sebelum langit dan bumi ini diciptakan, selama seribu tahun. Ini adalah urusan Allah sebelumnya Al Qur’an di turunkan atau sebelumnya surat Yaasin diwahyukan.
Maka ketika para malaikat mendengarkan bacaan itu, mereka semua berkata: Thuuba… (sungguh bahagia, senang luar biasa….).
Selengkapnya simaklah penuturan Rasulullah Saw. dalam sabdanya mengenai surat Yaasin ini yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqqi dalam kitab “Al Asma was Shifat” (2/26)
Artinya:
Dari Abu Hurairah Ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah membacakan surat Thahaa dan Yaasin jauh sebelum Dia ciptakan Adam As. seribu tahun. Ketika para malaikat mendengarkannya, mereka berkata, “ Thuubaa…. Alangkah bahagia senang luar biasa bagi umat yang akan menerima diturunkannya surat ini. Thuubaa… Alangkah bahagia senang luar biasa, bagi pita suara yang selalu melantunkan surat ini. Thuubaa…Alangkah bahagia senang luar biasa, bagi  lisan-lisan yang selalu membicarakan surat ini (Yaasin/Thahaa). (HR. Imam Baihaqqi)
Makna Thuubaa, ada yang mengatakan, artinya nama daripada syurga, ada pula yang mengatakan Thuubaa artinya pohon yang ada di syurga. Makna lainnya adalah kebahagiaan, kesenangan mata memandang, amat gembira, amat baik, amat bagus, sangat keramat dan selalu dalam kebaikan. (“Al Asma was Shifat” Imam Al Baihaqqi (2/26)).
Dengan demikian, surat Yaasin ini, apabila dibaca maka yang membacanya akan merasakan senang, gembira, merasa lebih baik, mendatangkan karomah (jika yang membaca wali) dan Insya Allah yang selalu membaca Yaasin senantiasa memperoleh kebaikan-kebaikan.

cara ta'aruf yang benar dalam islam

kali ini saya ingin share atau mempersembahkan sebuah pengetahuan bagi para calon suami dan calon istri yang banyak dianggap asing bagi mereka yang baru mengenal islam yang sesungguhnya. walaupun coretan ini  kelihatan kocar kacir tapi ambilah manfaatnya bila sobat anggap bermanfaat.

Ta'aruf (bukan perkenalan biasa) yang akan mengantarkan dua orang insan kepada mahligai terindah dalam kehidupan manusia yaitu pernikahan. Namun Kebanyakan kita masih belum terlalu mengetahui cara-cara ta'aruf yang baik. berikut ulasannya.

kiat-kiat ta’aruf Islami yang benar agar nantinya tercipta rumah tangga sakinah mawaddah warohmah,

Melakukan Istikharoh dengan sekhusyu-khusyunya
Setelah ikhwan mendapatkan data dan foto, lakukanlah istikharoh dengan sebaik-baiknya, agar Allah SWT memberikan jawaban yang terbaik. Dalam melakukan istikharoh ini, jangan ada kecenderungan dulu pada calon yang diberikan kepada kita. Tapi ikhlaskanlah semua hasilnya pada Allah SWT. Luruskan niat kita, bahwa kita menikah memang ingin benar-benar membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Seseorang biasanya mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa yang diniatkannya.

Menentukan Jadwal Pertemuan (ta’aruf Islami)
Setelah Ikhwan melakukan istikharoh dan adanya kemantapan hati, maka segerlah melaporkan pada Ustadz, lalu Ustadz pun memberikan data dan foto kepada Ustadzah (guru akhwat), dan memberikan data dan foto ikhwan tersebut kepada Akhwat. Biasanya akhwat yang memang sudah siap, Insya Allah setelah istikharoh juga segera melaporkan kepada Ustadzahnya. Lalu segeralah atur jadwal pertemuan ta’aruf tersebut. Bisa dilakukan di rumah Ustadzah akhwatnya. Memang idealnya kedua pembimbing juga hadir, sebagai tanda kasih sayang dan perhatian terhadap mutarabbi (murid-murid). Hendaknya jadwal pertemuan disesuaikan waktunya, agar semua bisa hadir, pilihlah hari Ahad, karena hari libur.

Gali pertanyaan sedalam-dalamnya
Setelah bertemu, hendaknya didampingi Ustadz dan Ustadzah, lalu saling bertanyalah sedalam-dalamnya, ya bisa mulai dari data pribadi, keluarga, hobi, penyakit yang diderita, visi dan misi tentang rumah tangga. Biasanya pada tahap ini, baik ikhwan maupun akhwat agak malu-malu dan grogi, maklum tidak mengenal sebelumnya. Tapi dengan berjalannya waktu, semua akan menjadi cair. Peran pembimbing juga sangat dibutuhkan untuk mencairkan suasana. Jadi tidak terlihat kaku dan terlalu serius. Dibutuhkan jiwa humoris, santai namun tetap serius.
Silakan baik ikhwan maupun akhwat saling bertanya sedalam-dalamnya, jangan sungkan-sungkan, pada tahap ini. Biasanya pertanyaan-pertanyaan pun akan mengalir.

Menentukan waktu ta’aruf dengan keluarga akhwat
Setelah melakukan ta’aruf dan menggali pertanyaan-pertanyaan sedalam-dalamnya, dan pihak ikhwan merasakan adanya kecocokan visi dan misi dengan sang akhwat, maka ikhwan pun segera memutuskan untuk melakukan ta’aruf ke rumah akhwat, untuk berkenalan dengan keluarga besarnya. Ini pun sudah diketahui oleh Ustadz maupun Ustadzah dari kedua belah pihak. Jadi memang semua harus selalu dikomunikasikan, agar nantinya hasilnya juga baik. Jangan berjalan sendiri. Sebaiknya ketika datang bersilaturahim ke rumah akhwat, Ustadz pun mendampingi ikhwan sebagai rasa sayang seorang guru terhadap muridnya. Tetapi jika memang Ustadz sangat sibuk dan ada da’wah yang tidak bisa ditinggalkan, bisa saja ikhwan didampingi oleh teman pengajian lainnya. Namun ingat,ikhwan jangan datang seorang diri, untuk menghindarkan fitnah dan untuk membedakan dengan orang lain yang terkenal di masyarakat dengan istilah ’ngapel’ (pacaran).
Hendaknya waktu ideal untuk silaturahim ke rumah akhwat pada sore hari, biasanya lebih santai. Tapi bisa saja diatur oleh kedua pihak, kapan waktu yang paling tepat untuk silaturahim tersebut.

Keluarga Ikhwan pun boleh mengundang silaturahim akhwat ke rumahnya
Dalam hal menikah tanpa pacaran, adalah wajar jika orang tua ikhwan ingin mengenal calon menantunya (akhwat). Maka sah-sah saja, jika orang tua ikhwan ingin berkenalan dengan akhwat (calon menantunya). Sebaiknya ketika datang ke rumah ikhwan, akhwat pun tidak sendirian, untuk menghindari terjadinya fitnah. Dalam hal ini bisa saja akhwat ditemani Ustadzahnya ataupun teman pengajiannya sebagai tanda perhatian dan kasih sayang pada mutarabbi.

Menentukan Waktu Khitbah
Setelah terjadinya silaturahim kedua belah pihak, dan sudah ada kecocokan visi dan misi dari ikhwan dan akhwat juga dengan keluarga besanya, maka jangalah berlama-lama. Segeralah tentukan kapan waktu untuk mengkhitbah akhwat. Jarak waktu antara ta’aruf dengan khitbah, sebaiknya tidak terlalu lama, karena takut menimbulkan fitnah.

Tentukan waktu dan tempat pernikahan
Pada prinsipnya semua hari dan bulan dalam Islam adalah baik. Jadi hindarkanlah mencari tanggal dan bulan baik, karena takut jatuh ke arah syirik. Lakukan pernikahan sesuai yang dicontohkan Rasulullah SAW, yaitu sederhana, mengundang anak yatim, memisahkan antara tamu pria dan wanita, pengantin wanita tidak bertabarruj (berdandan),makanan dan minuman juga tidak berlebihan.

Semoga dengan menjalankan kiat-kiat ta’aruf secara Islami di atas, Insya Allah akan terbentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah…yang menjadi dambaan setiap keluarga muslim baik di dunia maupun di akhirat.