Extraordinary Medical Students

Menjadi mahasiswa merupakan proses pematangan jadi diri dari siswa ke peran yang lebih besar lagi menjadi mahasiswa. Awalan kata “maha” merupakan amanah yang besar yang harus dapat dijalankan oleh seorang mahasiswa untuk dapat melakukan perubahan sebagai agent of change. Proses transformasi tersebut menuntut seseorang harus dapat memperbaiki diri dan menata diri untuk dapat mempersiapkan hari esok agar lebih baik. Proses itu dimulai dari proses pembentukan jati diri dan pematangan diri dalam lingkaran pemikiran yang konstruktif. Proses pematangan itu hanya terjadi dalam lingkungan kampus untuk mencetak agent of change.
Dalam dinamika pergerakan kampus kedokteran, terdapat penambahan agar seorang mahasiswa menjadi the real students. Selain agent of change juga terdapat agent of development dan agent of treatment. Kompleksnya permasalahan sosial dalam masyarakat menuntut mahasiswa harus berfikir progresif dan inovatis serta selalu saja mengembangkan kreativitas menuju insane ulil albab yang memiliki dedikasi dan semangat juang yang tinggi.
Mahasiswa kedokteran sebagai pembentuk leader opinion dan sebagai iron stockdalam mampu memberikan solusi atas permasalahan dalam segala bidang khususnya dalam bidang kesehatan. Mahasiswa sebagai iron stock artinya mahasiswa kedokteran harus memiliki visi tangguh dan misi yang kokoh untuk dapat menegakkan nilai-nilai dasar perjuangan. Five stars doctor plus, sebagai bagian penting dalam mencetak dokter muslim yang berlandaskan imtak dan iptek. Integrasi nilai-nilai keislaman dalam praktek kehidupan sehari-hari merupakan cerminan Insan kedokteran ulil albab.
Dewasa ini, nilai-nilai prefesionalisme, kepemimpinan dan keislaman tergerus oleh arus modernitas yang semakin membawa mahasiswa ke jurang hedonisme. Ada sesuatu yang salah jika hedonism masuk dan merasuk dalam pikiran mahasiswa kedokteran khususnya. Ada sesuatu yang harus dikoreksi dari sistem tersebut agar arus modernitas dan globalisasi tidak menyeret mahasiswa kedokteran ke dalam jurang kehancuran. Amanah sebagai dokter dapat luntur jika permasalahan ini dibiarkan begitu saja tanpa ada kesadaran diri untuk selalu memperbaikinya. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang dapat mengoreksi dan memperbaiki sistem tersebut agar kedepannya mahasiswa kedokteran bukan hanya menjadi mahasiswa yang statif dan pasif. Akan tetapi menjadi the real student yang siap sebagai agent of change, agent of development dan agent of treatment.
               
                Untuk dapat mewujudkan itu semua diperlukan konsep how to be extraordinary medical students. Konsep mahasiswa kedokteran yang memiliki intelektualitas dan keislaman dalam menegakkan panji-panji pergerakan. Extraordinary medical student harus sejalan dan sevisi dengan semangat berorganisasi yang baik dan santun dalam dinamika pergerakan lembaga mahasiswa kedokteran khususnya. Menjadi mahasiswa yang extraordinary bukan hal yang sulit untuk dilakukan jika memiliki semangat dan komitmen untuk maju. Dalam lingkup mahasiswa kedokteran, hanya beberapa orang saja yang bersedia menjadi aktivis kampus. Peluang ini sebenarnya sangat besar bagi insane kedokteran yang ingin menjadi seorang dokter plus. Seorang dokter bukan hanya mengedepankan aspek intelektualitas saja, akan tetapi juga harus mengedepankan aspek kepemimpinan dan profesionalisme. Aspek-aspek tersebut hanya didapatkan jika mahasiswa mau dan bersedia terjun dalam lingkaran pergerakan dan menjadi pelaku sejarah yang sesungguhnya, bukan hanya menjadi bagian dari sejarah.  Untuk itu, untuk menjadi extraordinary medical student diperlukan beberapa hal sebagai berikut :
  1. Menjunjug tinggi komitmen, konsisten dan continue. Konsep ini dikenal dengan istilah 3C (Comitment, Consistent, Continue). Dalam ranah pergerakan mahasiswa konsep tersebut yang dapat membangun semangat berorganisasi dan semangat untuk survive dalam menjalankan amanah yang dilaksanakan dengan sebaikk-baiknya.
  2. Pemikiran yang progresif dan dinamis. Sebagai mahasiswa kedokteran dituntut untuk dapat berfikir cermat dan cerdas untuk dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran yang konstruktif. Mahasiswa kedokteran harus dapat berfikir kreatif dan inovatif mengembangkan gagasan demi gagasan yang dapat membentuk pola pikir yang progresif.
  3. Profesionalisme dan sense of leadership. Sebagai mahasiswa kedokteran harus menjunjung tinggi etika beroganisasi dengan cara mengedepankan aspek profesionalisme diatas kepentingan pribadi ataupun golongan. Aspek profesionalisme inilah yang dapat menumbuh kembangkan trustworthy  diantara anggota. Sense of leadership diperlukan untuk dapat membentuk karakter ketokohan yang dapat menarik massa untuk dapat berperan aktif dalam kegiatan kelembagaan.
  4. Memiliki visi Insan Ulil Albab. Visi insane ulil albab sebagai parameter intelektulitas haru dimiliki oleh mahasiswa kedokteran. Dengan visi ini gambaran dokter muslim yang ideal dapat terbaca jika komitmen visi Insan Ulil Albab dapat terasah secara berkesinambungan. Diperlukan semangat untuk terus menerus memperbaiki diri, meng-up grade ahklaq agar senantiasa tumbuh benih-benih pemimpin yang memiliki visi Insan Ulil Albab.


Berangkat dari penjelasan diatas, diperlukan reorientasi pemikiran kelembagaan agar menjadi mahasiswa kedokteran yang high quality dapat tercapai. Mahasiswa kedokteran harus mampu memberikan kontribusi yang real bagi kelembagaan. Aktif dan progresif dalam mengikuti segala kegiatan kelembagaan agar sustainabilitas kegiatan kelembagaan dapat berlangsung tanpa terputus.
Kelembagaan mahasiswa FK UII sudah berjalan kurang lebih delapan tahun lamanya. Selama delapan tahun inilah, kelembagaan mahasiswa FK UII masih mencari bentuk yang ideal agar mahasiswa mampu dan mau untuk terus melanjutkan tongkat estafet yang sempat terputus. Begitu banyak kegiatan kelembagaan mahasiswa yang siap untuk menjadi kawah candradimuka bagi mahasiswa yang siap untuk mendedikasikan diri bagi kemajuan kelembagaan di FK UII. Sejak tahun 2005, dengan berdirinya DPM dan LEM sebagai wadah representative untuk dapat mewadahi segala aktivitas mahasiswa, ditambah lagi dengan berdirinya CMIA dan TBMM akan semakin mengukuhkan tradisi yanhg sempat hilang. Wadah tersebut merupakan salah satu fasilitas bagi mahasiswa untuk dapat mengembangkan kreativitas dan intelektualitas untuk terus berkarya dan berkarya demi kamajuan lembaga mahasiswa FK UII.
Kedepannya, FK UII memerlukan pengembangan kelembagaan yang lebih baik lagi dari sekarang agar mahasiswa memiliki sense of belonginguntuk memajukan dan meneruskan tongkat estafet yang sempat terputus. Lembaga mahasiswa seperti DPM, LEM, CMIA dan TBMM memerlukan orang-orang yang kuat lagi kokoh untuk menancapkan tiang pondasi kelembagaan yang kuat. Jangan hanya menjadi mahasiswa yang mengenal 3 pintu yaitu pintu kamar mandi, pintu kampus dan pintu kamar. Akan tetapi harus menjadi mahasiswa yang memiliki banyak pintu, ketika satu dipintu dibuka akan menemukan pintu-pintu yang lain yang memiliki tantangan dan harapan yang berbeda. Disanalah letak keistimewaan menjadi seorang aktivis kedokteran yang siap dan rela berkorban untuk kemajuan bersama.
Sudah saatnya berubah, berubah menjadi mahasiswa yang siap pakai untuk terjun ke masyarakat dengan semangat dan tanggung jawab yang prima, bukan menjadi mahasiswa yang hanya duduk manis dibangku kuliah tanpa memiliki keinginan untuk melakukan perubahan. KArena perubahan hanya ada ditangan kita yang ingin berubah. Berubah kearah yang lebih baik menuju insane yang lebih baik. Pintu kelembagaan akan selalu senantiasa terbuka bagi siapa saja yang memiliki keinginan dan hasrat untuk menuangkan ide demi ide yang kreatif. Ingat kawan, perubahan itu tidak akan pernah terjadi jika kita tidak punya keinginan untuk merubah. Revolusi belum usai, jadilah bagian dari sejarah yang mampu menorehkan tintas emas dalam sejarah dan dinamika pergerakan mahasiswa kedokteran Indonesia.

*) Penulis adalah mantan ketua DPM FK UII periode 2006-2008.

Senyum itu Sedeqah

Ketika membaca Al Qur’an dan sampai Surat Al Baqarah ayat 245 tentang sedeqah dan jaminan yang Allah janjikan pada orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah pada ayat 261. Allah menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi orang-orang yang mengeluarkan hartanya untuk Allah dan bahkan setiap harta yang dikeluarkan seperti sebulir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir seratus biji. Jika dihitung secara matematis jaminan yang Allah beri mencapai 700 kali lipat. Misal jika kita mengeluarkan sedeqah sebesar Rp.100.000, PASTI akan dilipatgandakan mencapai Rp.70.000.000 namun syarat dan ketentuan berlaku. Itu jika kita sedeqah berupa harta. Namun konsepsi sedeqah bukan hanya masalah harta, ada aspek lain dalam Al baqarah ayat 263 tentang berkata yang baik dan memaafkan justru lebih baik dibanding sedeqah namun menyakiti hati seseorang.

Berkata yang baik-baik termasuk di dalamnya senyum dan bisa membahagiakan orang lain itu sudah cukup untuk membahagiakan orang lain. Bahkan jika seseorang merasa nyaman dan tenang ketika berada disamping kita hal itu juga bagian dari sedeqah. Cakupan sedeqah diperluas, bukan hanya harta saja akan tetapi dengan menampakkan keindahan akhlak yang terpancar dari tulusnya senyuman, perkataan yang baik dan kedamaian ketika berada bersama orang-orang yang kita cintai merupakan bagian dari sedeqah. Tersenyum dengan tulus bukan hal yang sulit untuk sebagian orang yang terbiasa bertegur sapa dan berkata yang baik karna hal itu sudah menjadi habit sehingga tidak canggung, namun akan menjadi sulit dan kesannya tidak tulus bagi seseorang yang tidak terbiasa tegur sapa. Hal yang sangat sederhana namun setiap orang sering melupakannya. Padahal faedah tersenyum secara psikologis dapat membuat orang bahagia dan secara anatomis dapat meningkatkan kontraksi atau gerak otot-otot sekitar wajah sehingga menjadi awet muda menurut sebagian orang. Rasulullah saw selalu mengajarkan kita tentang senyum, seperti hadist yang di riwayatkan oleh Abu Dzar Al Ghifari “Jangan sekali kali engkau meremehkan perbuatan baik sekecil apapun meskipun perbuatan itu berupa engkau menemui saudaramu dengan wajah yang ceria (HR Muslim). Rasulullah saw sendiri selalu menebar senyum dan tidak pernah marah, beliau hanya bermuka masam sehingga Allah tegur melalui Surat Abasa ayat 1-8. Senyum selalu identik dengan salam dan sapa. Jika sudah tersenyum membiasakan mengucapkan salam dan sapalah teman kita agar ukhuwah bisa terbina dan saling mengingkatkan dalam kebaikan. Kebaikan apapun yang kita lakukan niscaya akan mendapatkan pahala disisi Allah. Walaupun sekedar menanyakan kabar dan memberikan perhatian sudah cukup untuk menguatkan tali silaturahim dengan sesama.

Jaminan yang Allah janjikan pada orang-orang yang sedeqah selain dilapangkan dan dilipatgandakan rizkinya, akan dipanjangkan umurnya, dijauhkan dari bala dan lain sebagainya. Pun demikian dengan senyum, secara tidak sadar Allah sudah berikan jaminan-jaminan itu namun terkadang kita melupakan bahwa apapun kebaikan yang kita dapat sekarang adalah hasil dari benih kebaikan yang kita tanam di waktu yang lampau. Jika saat ini kita banyak mendapatkan teman, disayangi oleh sesama, didoakan oleh banyak orang itu semua adalah dampak dari perbuatan baik yang kita semai walaupun itu hanya seuntai senyum. Kunci dari semuanya adalah tetap istiqomah menebar kebaikan, tawaddu dengan keadaan dan bersabar menunggu janji Allah hingga Allah ridho dengan segala doa dan ikhtiar kita. Berdoa yang khusyuk dan ikhtiar yang sempurna, dan menyerahkan segala sesuatunya hanya untuk Allah semata tetap khusnudzon dengan rencana Nya adalah bagian dari bentuk keyakinan kita kepada Allah. Mulai senyum dari hal yang paling kecil, paling sederhana dan dimulai saat ini juga.  

Im A Doctor and Im Proud to be

           

           Kisruh mengenai kriminalisasi kasus dr Ayu Sp.OG dkk yang ditangkap karena dugaan kasus malpraktek beberapa hari yang lalu, memang bikin heboh seluruh dokter di Indonesia. Aksi solidaritas dan simpatik menuntut dihentikannya kriminalisasi dokter khususnya kasus dr Ayu. Bahkan serempak diseluruh Indonesia melakukan aksi simpatik. Saya pribadi sebagai dokter tentunya tidak setuju kasus dr. Ayu yang ditangkap karena bermaksud ingin menolong orang.. Kasus emboli paru yang tidak bisa diprediksi kejadiannya yang menyebabkan kematian pada pasien. Bukan hanya karena kematiannya saja yang menjadi jurisprudensi kematian pasien tersebut akan tetapi prosesnya seperti tanda tangan informed consent yang dipalsukan, pasien dinyatakan gawat pagi akan tetapi malam hari baru dioperasi, posisi dr Ayu yang masih menjalani residensi tidak didampingi oleh konsulen. Semua jawaban itu sebenarnya sudah dijawab secara utuh oleh pengusu besar IDI.

                 Kalau setiap tidakan yang dilakukan ada komplikasi yang bisa dicegah dan ada komplikasi yang tidak bisa kita ketahui, sama saja sebenarnya ketika Saya sebagai dokter akan melakukan penyuntikan kepada pasien misalkan antinyeri ketika disuntikan kedalam tubuh pasien kemudian menimbulkan reaksi alergi, itu efek yang kita tidak bisa ketahui sebelum obat itu masuk kedalam tubuh pasien, pengecuali antibiotic yang masih bisa dilakukan skin test sehingga reaksi alergi yang muncul bisa diantisipasi. Bahkan pengalamanan pribadi, ada pasien yang alergi dengan berbagai macam obal anti nyeri oral sehingga hanya dapat diberikan parcetamol saja atau bahkan ada pasien yang alergi antibiotic cefadroxil datang ke IGD dengan syok anafilaktik. Memang harus setiap tindakan medis memerlukan informed consent. Dan informed consent itu yang nantinya menjadi bukti setiap tindakan yang dilakukan sudah melalui persetujuan pasien dan sudah dijelaskan secara panjang lebar. Untuk kasus emergenci yang harus dilakukan tindakan medis segera karena jika tidak dilakukan pertolongan akan menyebabkan kematian pada pasien, informed consent dapat dilakukan oleh keluarga atau pasien itu sendiri dengan catatan pasien dalam keadaan sadar penuh. Jika tindakan dr Ayu yang bermaksud menolong pasien namun ternyata menyebabkan kematian pada pasien dan itu dijadikan jurisprudensi malpraktek entah berapa orang yang akan meninggal karena dokternya takut untuk melakukan tindakan medis.
                Coba dicermati hakim yang memutuskan dr. Ayu vonis 10 bulan, tidak lain dan tidak bukan adalah Artidjo Alkostar. Anehnya banyak yang menghujat pak Artidjo. Menurut Saya kesalahan bukan di pak Artidjo, beliau melaksanakan tugas sesuai dengan profesionalisme beliau sebagai seorang penegak hukum. Orang yang belum pernah kontak dengan beliau belum akan tahu siapa beliau. Pak Artidjo ini dosen Fakultas Hukum UII yang terkenal integritasnya, anti suap, anti sogok. Beliau ini dulu ke kampus hanya pake motor atau pernah Saya lihat hanya memakai mobil butut. Ingat kasus pak harto yang oleh seluruh hakim setuju tidak dilanjutkan penuntutannya karena sakit, hanya pak artidjo yang dissenting opinion, kasus Angelina sondakh yang mengajukan kasasi ke MA dan ternyata dihukum 12 tahun penjara. Bukan perkara mudah untuk menjatuhkan vonis kepada tersangka. Jadi menurut Saya jika menyalahkan pak Artidjo salah alamat karena beliau pastinya sudah melalui pertimbangan untuk menjatuhkan vonis kepada dr. Ayu.
                Mengenai pemberitaan medis yang tidak objektif dan semakin memonjokkan profesi dokter seolah-olah kebal hukum dan sebagainya memang tidak tepat karena posisi media sebagai pilar keempat demokrasi menjadi tidak tepat karena hanya untuk mencari berita yang menarik akan tetapi dengan cara yang tidak elegan. Sebagai contoh kasus 1 hari tanpa dokter terlalu diekspolitasi, memang betul tanpa dokter untuk pasien rawat jalan akan tetapi untuk pasien gawat darurat tetap jalan dan pasien bisa ditangani untuk yang gawat darurat sedangkan poli atau rawat jalan bisa ditunda keesokan harinya.

Hikmah yang bisa dipetik
Terlepas dari gonjang ganjing yang ada karena kasus kriminalisasi dr Ayu ini, manfaat yang bisa kita ambil adalah hendaknya kita sebagai dokter lebih berhati-hati dengan setiap tindakan medis apapun yang akan dilakukan kepada pasien. Kasus dr Ayu kita jadikan sebagai pengingat saja agar kedepan harus cermat dan hati-hati. Kita dukung terus semoga peninjauan kembali ke MA dapat membebaskan dr.Ayu dkk. Kemudian dengan kasus ini harus menghormati pasien siapapun dia tidak mengenal golongan dan status sosial. 

Kekayaan Tak Akan Bisa Membeli Kebahagiaan




Pak Handoyo adalah seorang pengusaha paling kaya nomor 2 di kotanya. Pak Handoyo selalu mengajarkan pada keluarganya untuk menabung dan tidak boros. Meski mereka keluarga kaya, namun harus tetap bisa bijaksana dalam menggunakan uang dan harta yang mereka miliki.

Kendati begitu, Pak Handoyo tahu bahwa anak-anaknya terlalu sering bergaul dengan teman-teman dari latar belakang yang sama. Oleh karena itu, Pak Handoyo ingin memberi pandangan lain pada anaknya yang mulai remaja itu.

Suatu ketika, saat liburan sekolah tiba, ia mengajak anaknya untuk bepergian ke desa. Ia ingin menunjukkan padanya suasana pedesaan yang jauh berbeda dengan kota yang riuh dan modern. Sang anak pun melihat rumah-rumah penduduk yang sepertinya seukuran dengan garasi mobil ayahnya.


Pak Handoyo mengatakan, "Lihat, Nak. Rumah-rumah ini lebih kecil dari rumah kita. Apakah kamu bisa melihat seberapa kaya mereka?"

Sang anak melihat ke arah pemukiman yang terhampar di hadapannya. "Iya. Kita punya 1 anjing, mereka punya banyak sapi. Kita punya kolam renang, mereka punya sungai yang besar. Kita punya lampu antik di rumah, mereka setiap malam bisa melihat bulan dan bintang," jawabnya.

Kemudian sang ayah bertanya, "Lantas bagaimana?"

Sang anak kembali menjawab, "Saat kita sering beli bahan makanan, mereka menanam dan memanen sendiri. Aku punya mainan, mereka punya teman. Kita dilindungi pagar yang tinggi dan kokoh, mereka punya tetangga yang saling menyapa. Kita punya tetangga yang punya anak seumuran denganku, tapi aku hampir tak pernah bertemu dengan mereka."

Mendengar jawaban ini, sang ayah tersenyum. Sang anak kemudian menyimpulkan, "Terima kasih, Ayah. Kau telah mengajarkan aku bahwa mungkin kita kaya dan punya segalanya, tapi mungkin.. hidup bukan sekedar tentang semua itu."

Sang ayah mengangguk sambil tersenyum, "Bukan uang yang membuat kita bahagia. Tapi kesederhanaan kecil yang mereka miliki yang sebenarnya membuat seseorang bisa bahagia. Teman, keluarga, sosialisasi, keterbatasan, kerja keras, solidaritas, hal-hal seperti ini sebaiknya kau pelajari sejak muda."

"Ayah tak langsung lahir sebagai orang kaya. Ayah ingin kamu belajar bahwa kebahagiaan lebih penting dari semua yang nanti akan ayah wariskan padamu," ujarnya.

Kemapanan memang bisa mencukupi kita. Seringkali kita berusaha keras untuk mencapai kemapanan dan kemakmuran. Namun, hidup tidak selalu mengenai kemapanan.

Sembari mencukupi materi, jangan lupa untuk selalu berbagi dan mengasihi. Hidup akan kosong bila kita hanya memikirkan target kerja dan materi, sementara tak diimbangi dengan tawa bahagia bersama mereka yang kita sayangi.

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

KELUHAN SEORANG ISTRI



Ummi : "Abi…belikan Ummi mesin cuci donk…Abi ganteng dech… (merayu mode : ON)"

Abi : "Waduh Ummi…! Mesin cuci bagi Abi masih termasuk barang mewah…Ummi kan tau sendiri, kalau pendapatan Abi masih pas2an untuk memenuhi kebutuhan kita…"

Ummi : (manyun)

Abi : "Tuh kan langsung berubah wajahnya…entar cantiknya hilang lho… Ummi semenjak bergaul dekat dengan tetangga sebelah jadi banyak perubahan, jadi banyak permintaan ke Abi."

Ummi : "Ihh Abi su'udzhan aja! Ummi minta mesin cuci bukan karena terpengaruh tetangga sebelah, tapi lihat nih tangan Ummi…"



Abi : "Hah…? Kenapa dengan tangan Ummi? Gak ada yang berubah…masih tetap dua…"

Ummi : "Jah Abi…jumlahnya memang masih tetap dua, tapi tangan Ummi sudah tidak halus lagi seperti dulu… tangan Ummi sudah berubah jadi kasar…Inilah akibat dari mencuci baju dengan tangan langsung, belum lagi mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus anak-anak sampai mengurus ladang kita…hiks…hiks…"

Abi : "Memang kalau tangan Ummi kasar kenapa?"

Ummi : "Ummi malu…setiap bersalaman dengan teman-teman Ummi, mereka selalu melihat tangan Ummi dan bertanya ada apa, karena tangan mereka tidak sekasar tangan Ummi, tangan mereka halus-halus."

Abi : "Hehehe…Insya Allah nanti Abi berikan yang lebih baik dari mesin cuci, Ummi mau??"

Ummi : "Hah? benarkah Abi??? (girang dengan mata berkaca-kaca)"

Abi : "Benar…Insya Allah…"

Ummi : "Apakah itu Abi? Pembantu buat Ummi??"

Abi : "Bahkan lebih baik dari pembantu…(senyum dengan wajah penuh rahasia)"

Ummi : "Wah…masya Allah…Apa itu Abi? (tambah terharu)"

Abi : "Yaitu…Ucapkanlah setiap selesai sholat fardhu, Subhanallah 10 kali, Alhamdulillah 10 kali, Allahu Akbar 10 kali. Apabila hendak tidur, maka bacalah Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 33 kali. Hal itu lebih baik bagi Ummi daripada mesin cuci, bahkan dari seorang pembantu."

Ummi : "Itu mah Ummi sudah tahu Abi…(kembali manyun)"

Abi : "Kalau sudah tahu kenapa masih bertanya? hehehe… Jangan menganggap remeh amalan ini lho…Ummi tahu sebabnya hadits ini ada (asbabul wurud-nya)?"

Ummi : "Belum tahu…apa?"

Abi : "Baik abi ceritakan..Sesungguhnya Fathimah radhiyallahu 'anha (putri Rasulullah shalallahu alaihi wasallam) mengeluhkan tangannya (yang kasar dan sakit) akibat penggilingan (yang digerakkan tangannya). Sedangkan pada saat itu terbetik berita bahwa didatangkan tawanan perang (budak) kepada Nabi shalallahu 'alaihi wasallam. Maka, bertolaklah Fathimah untuk menemui Nabi shalallahu 'alaihi wasallam (dengan maksud bisa meminta budak untuk dijadikan pembantu di rumahnya). Namun, ternyata dia tak bertemu Nabi shalallahu 'alaihi wasallam. Dia bertemu Aisyah radhiyallahu 'anha. Diungkapkanlah apa yang menjadi keinginan hatinya kepada Aisyah. Maka, ketika Nabi shalallahu 'alaihi wasallam tiba, Aisyah mengabarkan tentang hal itu kepada beliau. Kemudian Nabi shalallahu 'alaihi wasallam mendatangi mereka berdua. Saat ditemui, mereka berdua tengah berbaring di tempat tidur. "Tetaplah kalian di tempat " kata Nabi shalallahu 'alaihi wasallam. Lantas beliau duduk di antara keduanya (Ali dan Fathimah). Kata Ali, "Hingga aku rasakan dinginnya kedua kaki Beliau di perutku." Lalu Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Maukah aku ajari kalian berdua tentang sesuatu yang lebih baik dari (pembantu) yang kalian berdua minta? Apabila kalian berdua telah mendapati tempat pembaringan (menjelang tidur), hendaknya bertakbir (mengagungkan-Nya) 33 kali, bertasbih (menyucikan-Nya) 33 kali, dan bertahmid (memuji-Nya) 33 kali. Maka, itu (semua) lebih baik daripada seorang pembantu.' (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Berkenaan hadits di atas, Al-Imam Ibnu Hajar Al-'Asqalani menjelaskan, bahwa dengan membiasakan berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla niscaya akan diberikan kekuatan yang lebih besar dibanding kekuatan yang mampu dikerjakan oleh seorang pembantu. Atau (dengan membiasakan berdzikir kepada Allah) akan mempermudah urusan. Sekiranya terjadi seseorang diberi beragam urusan, dengan (dzikir) itu akan lebih memudahkan dibanding diberi seorang pembantu kepadanya. Yang jelas, kandungan hadits di atas memiliki maksud betapa manfaat tasbih (menyucikan Allah) dikhususkan terhadap kampung akhirat, sedangkan manfaat adanya pembantu khusus menggapai (apa yang ada) di dunia saja. Padahal akhirat itu lebih baik dan lebih kekal adanya. (Fathul Bari, Bab 'Amalil Mar`ah fi Baiti Zaujiha, penjelasan hadits no. 5361, 9/484).

Ummi : "Masya Allah.. kisah yang indah sekali…Ummi jadi malu, Ummi mengaku mengikuti Salaf (generasi terbaik terdahulu), namun kepribadian Ummi masih sangat jauh dibandingkan dengan para Salaf."

Abi : "Benar Ummi…Lihatlah Putri Rasulullah, Fathimah radhiyallahu anha, tangan Beliau sampai kasar dan sakit karena harus menarik penggilingan yang berat setiap hari, juga mengambil air dengan qirbah dan dipikulnya hingga membekas di pundaknya, dan menyapu rumah hingga kotor pakaiannya. Suaminya (Ali bin Abi Thalib) adalah orang yang fakir, sehingga tidak dapat mencarikan pembantu yang akan membantu pekerjaan Fathimah yang melelahkan."

Ummi : "Tapi abi…kalau tangan Ummi kasar, Ummi khawatir rasa cinta Abi ke Ummi akan berkurang."

Abi : "Justru Ummi tidak perlu khawatir, dengan beberapa alasan. Pertama, Ummi sudah laku bukan? Sudah jadi Istri Abi. Kalau belum laku, Ummi boleh khawatir. Kedua, Abi malah tambah rasa cinta Abi ke Ummi, bukan malah berkurang, karena itulah bukti dan saksi bahwa Ummi adalah Ibu rumah tangga yang sejati. Kasarnya tangan Ummi bisa dijadikan bukti dan saksi nanti di akhirat -Insya Allah- bahwa Ummi telah melaksanakan tugas-tugas Ummi dengan sebaik-baiknya."

Ummi : "Insya Allah Abi.. (terharu dan mata berkaca-kaca). Tapi Abi janji ya??"

Abi : "Janji apa Ummi?"

Ummi : "Abi tidak mampu beliin Ummi mesin cuci, dan Ummi ridha akan hal itu… tapi Abi juga jangan punya niat untuk ta'addud (poligami) ya? Masak ta'addud mampu,bsedangkan beli mesin cuci tidak mampu?!"

Abi : "Glekk!!…(keselek)"

Sedikit selingan yach.....salam santunku_____^_^
Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Sosok Khadijah di akhir zaman


Amanat buat para istri

Pesan isteri ‘Auf bin Muslim Ashaibani kepada puterinya yang akan menikah dengan al Haris bin Amr, raja negeri Kandah.

“Wahai anakku! Kalaulah wasiat ini untuk kesempurnaan adabmu, aku percaya kau telah mewarisi segala-galanya, tetapi ia sebagai peringatan untuk yang lalai dan panduan bagi orang yang menggunakan akal.

Andai kata wanita tidak memerlukan suami karena berasa cukup dengan kedua ibu bapanya, tentu ibumu adalah orang yang paling berasa cukup tanpa suami. Tetapi wanita diciptakan untuk lelaki dan lelaki diciptakan untuk wanita.



Wahai puteriku, Sesungguhnya engkau akan meninggalkan rumah tempat kamu dilahirkan dan kehidupan yang telah membesarkanmu untuk berpindah kepada seorang lelaki yang belum kamu kenal dan teman hidup yang baru.

Kerana itu, jadilah 'hamba' wanita baginya, tentu dia juga akan menjadi 'hamba' lelaki bagimu serta menjadi pendampingmu yang setia. Peliharalah sepuluh sifat ini terhadapnya, tentu ia akan menjadi perbendaharaan yang baik untukmu:

Pertama dan kedua, berkhidmat dengan rasa puas serta taat dengan baik kepadanya.

Ketiga dan keempat, memerhatikan tempat pandangan matanya dan bau yang diciumnya. Jangan sampai matanya memandang yang tidak cantik daripadamu dan jangan sampai dia mencium bau yang busuk daripadamu.

Kelima dan keenam, memerhatikan waktu tidur dan waktu makannya, karena lapar yang berlarutan dan tidur yang terganggu dapat menimbulkan rasa marah.

Ketujuh dan kedelapan, menjaga hartanya dan memelihara kehormatan serta keluarganya. Perkara pokok dalam masalah harta adalah membuat kira-kira dan perkara pokok dalam keluarga adalah pengurusan yang baik.

Kesembilan dan kesepuluh, jangan membangkang perintahnya dan jangan membuka rahasianya. Apabila kamu mengingkari perintahnya, berarti kamu melukai hatinya. Apabila kamu membuka rahasianya kamu tidak akan selamat daripada pengkhianatannya.

Kemudian janganlah kamu bergembira di hadapannya ketika dia bersedih atau bersedih di hadapannya ketika dia berseronok.

Jadilah kamu orang yang sangat menghormatinya, tentu dia akan sangat memuliakanmu.

Jadilah kamu orang yang selalu sekata dengannya, tentu dia akan sangat belas kasihan dan sayang kepadamu.

Ketahuilah, sesungguhnya kamu tidak akan dapat apa yang kamu inginkan sehingga kamu mendahulukan kehendaknya daripada keredaanmu, dan mendahulukan kegembiraannya daripada kesenanganmu, baik dalam hal yang kamu sukai atau yang tidak kamu senangi dan Allah pasti memberkatimu.”

..::Kitab al-Bayan wa'l-Tabyin oleh al-Jahiz::..

Basuhlah Cermin Hati Kita


Terkadang secara tidak sadar, kita begitu sering memandang orang lain tanpa memandang diri sendiri terlebih dahulu. Sehingga apa yang tergambar dari hasil pandangan kita itu adalah cenderung kepada peremehan orang lain, menganggap orang lain begitu berbeda (baca: lebih buruk), bahkan berpikir seolah hanya orang-orang seperti kitalah yang berhak tinggal di dunia ini.

Setelah itu, tidak jarang keluar kata-kata yang juga meremehkan, mengecilkan, dari mulut ini sebagai kelanjutan dari pandangan awal yang sempit tadi. Dan ini, seringkali dilakukan tanpa sadar karena memang bermula dari dalam dada (hati) ini. Sungguh saudaraku, kita begitu lupa akan ingatan Allah bahwa belum tentu orang-orang yang kita anggap lebih buruk (baca:diolok-olok) lebih buruk, bahkan mungkin pada diri kitalah hakikat keburukan itu. Hanya saja, sekali lagi, kita begitu sering tidak bercermin. Atau mungkin cemin itu begitu buram dan berdebu karena terlalu lama tersimpan tanpa kita gunakan barang sebentarpun.


Saudaraku, jika mungkin tidak secara lisan kita menghinakan, mencaci, mengecilkan, atau menganggap remeh orang lain, bisa jadi kita juga melakukan semua hal itu dengan sikap, cibiran bibir, gerakkan badan, ekspresi wajah atau hanya sekedar menghinanya dalam hati. Betapa sering kita melemparkan uang kecil dari balik pagar tinggi rumah kepada para pengemis, atau bahkan lontaran kata "maaf" sambil berbalik dengan mulut menggerutu berharap pengemis itu tidak datang kembali di lain hari.

Sesekali dada ini membusung saat menghadapi atau berbicara dengan orang lain yang kita anggap dalam posisi tidak lebih baik, tidak lebih beruntung, tidak lebih pintar, tidak lebih tua. Bibir ini boleh jadi tetap mengembangkan senyum saat berbicara dengan orang-orang itu, tapi senyum itu tentu akan sangat menyakitkan bila mereka tahu bahwa hati ini sedang menghinakannya. Ketahuilah saudaraku, manusia yang terlalu sering dihinakan, dizhalimi lebih peka mata bathinnya sehingga mereka bisa dengan jelas membedakan mana keihklasan dan mana kepalsuan atau kemunafikan.

Mungkin kita merasa gerah, tidak betah bila harus berlama-lama dengan orang-orang yang pakaiannya tidak sebagus yang kita kenakan, orang-orang yang menu makannya jauh berbeda secara harga apalagi kandungan gizinya, dengan orang-orang yang tidak memiliki kendaraan seperti kepunyaan kita, tidak bekerja seperti kita yang karyawan, profesionalis, wanita karir, pengusaha, tidak berpenghasilan sebanyak yang kita dapat, tidak berpendidikan setinggi yang kita raih saat ini.

Sungguh juga saudaraku, cermin hati ini begitu kotor, sehingga memburamkan mata hati ini dari melihat keberadaan malaikat Allah diantara kita dengan orang-orang itu yang begitu dekat dan melekat. (Nu'man bin Muqrin) berkata: "Bahwasannya ada seorang laki-laki mencaci orang lain disisi Nabi Saw, kemudian orang yang dicaci mengatakan: "Mudah-mudahan keselamatan tercurah atasmu." Lalu Nabi Saw bersabda: "Ketahuilah bahwasannya ada malaikat di antara kamu berdua yang membelamu; setiap kali orang ini mencacimu. Malaikat itu berkata kepadanya: "Tetapi engkau, engkaulah yang lebih berhak terhadap cacian itu; dan jika engkau mengatakan: "Mudah-mudahan keselamatan tercurah atasmu", maka malaikat itu berkata: "Tidak, tetapi engkau, engkaulah yang berhak terhadapnya." ( HR. Ahmad)

Saudaraku, mari segera kita bersihkan cermin hati ini, basuhlah ia dengan memperbanyak mengagungkan kebesaran Allah, sehingga mengikis kesombongan yang sekian lama terhujam dalam hati ini. Tanamilah benih-benih kebajikan dan amal sholeh didasarnya, sehingga menumbuhkan bunga-bunga kesamaan dan penghormatan terhadap sesama serta siramilah selalu hingga ke akarnya dengan air kesyukuran, sehingga memupuk kerendahan hati ini. Wallahu a'lam bishshowaab (Bayu Gautama)

Adakah istri yang tidak cerewet ?


Adakah Istri Yang Tidak Cerewet?

Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun cerewet.

Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa. Menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?

Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut?



1. Benteng Penjaga Api Neraka

Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat.

Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat.

Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah

Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.

Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan

Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu

4. Pengasuh Anak-anak

Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan

Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi, dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.

Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.

Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya.

..:: Wallahu'alam bisshawab ::..
(From Renungan N Kisah Inspiratif)

Ratapan Gadis Kecil



Dengan rambut terurai yang kusut, seorang gadis kecil berlari-lari sambil menangis mengikuti jenazah ayahnya yang diusung menuju ke tempat pemakaman. Melihat iring-iringan jenazah lewat depan rumahnya, Hasan Al Bashri yang duduk didepan pintu pun bangkit dan bergabung dalam iring-iringan itu.

“Ayah, mengapa begitu singkat umurmu?” ratap gadis kecil mengikuti iring-iringan itu
Hasan Al Bashri melihat keadaan gadis itu hatinya terenyuh, perasaannya menjadi iba. Takdir telah menentukan bahwa gadis sekecil itu harus kehilangan Bapak, padahal gadis seumurnya sangat memerlukan perlindungan dan bimbingan seorang bapak. Esok harinya, ketika Hasan Al Bashri kembali duduk di muka pintu seperti kemarin, gadis kecil itu lewat lagi. Gadis itu berlari-lari kecil sambil meratap dan menangis menuju makam ayahnya. Hal itu membuat Hasan ABashri mengikutinya dari belakang. Ia ingin tahu apa yang akan diperbuat gadis kecil itu. Setiba di pemakaman, Hasan Al Bashri melihat gadis kecil itu memeluk makam Ayahnya, pipinya diletakkan di atas gundukkan tanah sambil meratap-ratap.

Dari persembunyiannya Hasan Al Bashri selalu mengikuti apa yang dilakukan gadis kecil itu, dan ia mendengar apa yang diucapkannya.



“Ayah, malam ini engkau terbaring dalam kegelapan kubur. Tanpa lampu penerangn dan penghibur. Jika malam kemarin, aku masih bisa menyalakan penerangan untukmu. Tapi sekarang, siapakah yang bisa menerangimu, dan siapa pula yang menghiburmu? Ayah, malam kemarin aku masih bisa menggelarkan tikar untuk alas tidurmu, tapi sekarang siapakah yang menggelarkan tikar untukmu? Jika malam-malam kemarin aku bisa memijiti tangan dan kakimu, sekarang siapakah yang memijitimu?” terdengar memilukan ratapan gadis kecil itu. Hasan Al Bashri yang mendengarkan dari tempat persembunyiannya menjadi trenyuh.

“Ayah, jika kemarin engkau minta makan dan aku yang melayani, apakah kau semalam minta makan? Dan siapa pula yang melayanimu? Dulu aku selalu memasak makanan untukmu, tetapi kemarin siapa yang memasak untukmu?”
Karena tak tahan mendengar ratapan-ratapan mengharukan gadis kecil diatas makam ayahnya itu, Hasan Al Bashri keluar dari persembunyiannya dan mendekati gadis itu, tak terasa air matanya menetes jatuh karena haru.

“Anakku, janganlah kau mengucap seperti itu,” kata Hasan Al Bashri setelah berusaha menenangkat hati gadis kecil itu.

“Seharusnya ucapkanlah kata-kata seperti ini :Ayah, kau telah kukafani dengan kain kafan yang bagus, masihkah kau memakai kain kafan itu? Dan kata orang-orang shaleh, bahwa kain kafan orang yang telah meninggal ada yang diganti dengan kain kafan surga dan ada pula yang dari neraka. Kain kafan mana yang ayah kenakan sekarang?

Ayah, kemarin aku telah meletakan tubuhmu yang segar bugar kedalam kubur, masih bugarkah tubuhmu hari ini?”

Gadis kecil itu terus saja mendengarkan ucapan yang dicontohkan Hasan Al Bashri tanpa henti.

“Ayah, orang-orang alim mengatakan bahwa semua hamba besok ditanya tentang imannya. Diantara mereka ada yang bisa menjawab, tetapi ada juga yang Cuma membisu. Yang kupikirkan, apakah ayah bisa menjawab atau hanya membisu?
Ayah, katanya bahwa kuburan itu bisa dibuat menjadi luas atau sempit. Bagaimana kuburan ayah sekarang, bertambah luas ataukah menyempit? Dan kuburan itu katanya merupakan secuil taman dari taman surga, tetapi bisa juga merupakan sebuah lubang dari lubang neraka. Yang menjadi pikiranku, bagaimana kuburan ayah sekarang? Taman surga ataukah lubang neraka?
Ayahku, katanya bahwa liang kubur bisa menghangati mayat dengan memeluknya seperti pelukan ibu terhadap anaknya, tetapi juga biisa merupakan lilitan erat yang meremukkan tulang-tulang. Bagaimana keadaan tubuh ayah sekarang ?

Ayah, orang shaleh mengatakan, orang dikebumikan itu ada yang menyesal mengapa dulu semasa hidupnya tak memperbanyak amalan bagus, justru menjadi pendurhaka, dan banyak melakukan maksiat. Yang kutanyakan pada ayah, apakah engkau termasuk orang yang menyesali karena perbuatan maksiat atau menyesal karena sedikit melakukan amal kebagusan? Ayah, dulu setiap aku memanggilmu engkau selalu menjawab, tetapi kini engkau kupanggil-panggil tak lagi mau menjawabku. Kini engkau telah berpisah denganku, dan tak akan berjumpa sampai hari kiamat. Semoga Allah tak menghalangi perjumpaanku denganmu wahai Ayah.”

Demikianlah beberapa nasehat Hasan Al Bashri yang disampaikan kepada gadis kecil itu dalam meratapi ayahnya yang sudah meninggal.

“Sungguh baik nasehat Bapak, aku sangat berterima kasih sekali.” Kata gadis itu

Kemudian Hasan Al Bashri mengajak gadis itu pulang, meninggalkan kuburan Ayahnya.

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Air Wudhu Obatnya


Junaid Al Baghdadi suatu hari menderita sakit mata. Ia diberi tahu oleh seorang tabib, jika ingin matanya cepat sembuh jangan sampai terkena air.

Namun Junaid tak menuruti saran tabib itu. Ketika hendak melakukan shalat isya’, ia nekat mengambil air dan berwudhu, membasuh mukanya.



Usai mengerjakan shalat ia tidur. Dalam tidurnya ia seakan-akan mendengar suara : “Junaid menjadi sembuh sakit matanya, karena lebih ridho kepada-Ku. Seandainya penghuni neraka minta kepada-Ku dengan semangat Junaid, niscaya Aku luluskan permintaannya.”

Dan ketika Junaid Al Baghdadi terbangun dari tidurnya, ia menjadi gembira, ternyata sakit matanya justru menjadi sembuh karena terkena air saat ia berwudhu.

Tabib yang melihat mata Junaid sembuh menjadi keheranan.

“Apa yang telah kau lakukan dengan matamu?” Tanyanya

“Aku berwudhu membasuh muka dan mataku, kemudiah shalat” Jawab Junaid

Tabib yang semula beragama Nasrani, setelah melihat peristiwa itu menjadi beriman dan menyatakan masuk Islam. “Itu Obat dari Tuhan. Tuhan yang menciptakan sakit itu, Dia pulalah yang menciptakan obatnya. Diriku yang sebenarnya sakit mata hatiku, kini sembuh dan JunaidLah yang menjadi Tabibnya.

PESAN DARI SAYA (Blogger) :
Allah-Lah yang memberikan penyakit sebagai cobaan, dan Hanya Allah-Lah yang menyembuhkan penyakit itu. Dokter Atau Obat hanyalah Wasilah (Perantara) , Tetapi Allah-Lah yang sebenarnya menyembuhkan. So, disamping mengobati penyakit kita, Berdoa-Lah Juga Kepada Allah, banyak-banyak istighfar, Insya’Allah kita lekas sembuh.


 Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin.

PENGETAHUAN MENURUT ISLAM



AGAMA Islam bukanlah agama yang dianut secara turun-menurun. Kebenaran agama Islam diyakini karena sesuai dengan pertimbangan akal sehat. Misalnya, keyakinan tentang adanya Allah selain melalui keterangan dari ayat-ayat Alquran, juga dapat dilihat dari makhluk ciptaan-Nya yang beraneka ragam dan unik. Akal sehat meyakini, bahwa alam nyata ini tidak terjadi dengan sendirinya, tentu ada penciptakan, yakni Allah.
Allah menciptakan alam semesta ini untuk kesejahteraan umat manusia. Manusia disuruh untuk mengelola alam ini agar dapat dimanfaatkan guna keperluan hidup mereka. Untuk mengelola alam ini tentu saja diperlukan akal. Allah menyuruh manusia menggunakan akalnya.
Islam juga menghendaki umatnya untuk memiliki ilmu pengetahuan, baik ilmu pegetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum. Dalam pandangan Islam, ilmu itu tergolong suci. Ilmu merupakan barang yang sangat berharga bagi kehidupan seseorang, Ilmu itu bagaikan lampu atau cahaya. Bahwa tidak dapat seseorang berjalan di malam yang gelap, kecuali dengan lampu. Demikian pula halnya, tidak dapat seseorang membedakan yang baik dengan yang buruk, kecuali dengan ilmu.
Pada zaman Nabi Muhammad Swt. pada permulaan abad VII Masehi negeri yang terjauh yang terkenal di Arab adalah Cina tempat asal barang-barang mewah seperti kain sutra, porselin atau keramik. Ilmu itu amatlah luas. Jika dipelajari tidak pernah akan selesai. Selama bumi masih berpurtar, selam hayat di kandung badan, selama itu pula manusia memerlukan ilmu pengetahuan. Islam tidak hanya cukup pada perintah menuntut ilmu, tetapi menghendaki agar seseorang itu terus-menerus, melakukan belajar.
Manusia hidup di dunia perlu senantiasa menyesuaikan dengan alam, dan perkembangan zaman terus berkembang, maka manusia akan tertinggal oleh zaman, sehingga tidak dapat hidup layak sesuai dengan tuntutan zaman. Ilmu dunia yang terlalu luas ini memungkinkan manusia tersesat. Oleh karena itu, perlu diimbangi dengan ilmu agama untuk memilih dan memilih mana yang baik dan yang benar, untuk mengetahui mana yang haram dan mana yang halal.
Untuk menjadikan kebudayaan yang islami maka jadikanlah Alquran dan Sunnah sebagai sumber atau dasar dalam menentukan status undang-undang dan hukum tindakan tersebut.
Ilmu pengetahuan bertujuan untuk mengonseptulisasikan fenomena-fenomena alam dalam sebab-sebabnya, dalam uruan-urutan sebab akibat dan mencari asas-asas umum. Suluruh proses ilmu pengetahuandari 3000 tahun terakhir ke arah kepastian. Sebab-sebab simbolis atau mitologis makin lama makin di ganti oleh sebab-sebab yang pasti yang dapat di ferivikasikan. Dengan itu manusia menemukan tata tertib objektif dalam kosmos yang “pretictable” : kejadian yang akan datang dapat di hitungkan sebelumnya dan demikian di bimbing, dipergunakan atau dihalang-halangi menurut keperluan yang lebih mendesak. Allah menyuruh manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan, tidak hanya ilmu agama, tetapi juga ilmu umum, seperti ilmu alam, ilmu pasti, ilmu-ilmu sosial dan budaya serta teknologi.
Firman Allah :
Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun. (Al-Faatir : 27-28)
Ilmu agama, seperti Ilmu tauhid, ilmu tafsir, ilmu hadits, serta ilmu akhlak mengantarkan manusia dapat memahami agama Islam dengan benar dan meyakininya, mengamalkannya dengan ikhlas, berakhlak mulia dan perbuatan-perbuatan baik lainnya. Dengan demikian, apabila di suatu masyarakat yang penduduknya memiliki pengetahuan agama yang baik, maka biasanya suasana pada masyarakat yang demikian itu aman dan tentram.
Ilmu pengetahuan umum yang berhubungan dengan masalah-masalah keduniaan juga manfaatnya bagi masyarakat tidak berbeda dengan manfaat ilmu agama, asalkan digunakan sejalan dengan tuntunan agama. Manusia dengan akalnya diberikan oleh Allah kemampuan untuk menyerap sejumlah ilmu pengetahuan, walaupun hanya sedikit saja dibandingkan dengan kesempurnaan ilmu Allah, akan tetapi tetap harus berpegang kepada kebenaran untuk mencari ridho Allah SWT

Bermacam-macam Kerajinan Yogyakarta


Saat kita mendengar kata Malioboro, Keraton, Gudeg di ucapkan maka seketika kita terlintas sebuah kota yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, orang juga biasa memanggilnya dengan “Jogja” . Memang benar Yogyakarta terkenal akan keindahan budaya dan kearifan lokal lainnya. Sebagai kota budaya, Yogyakarta memiliki kekayaan budaya yang hingga sampai saat ini masih dapat di  nikmati. Karena Yogyakarta masih menjaga kebudayaan aslinya agar tidak tergerus oleh perkembangan jaman. Selain terkenal akan keindahan budayanya, Jogja juga dikenal sebagai kota penghasil berbagai macam Kerajinan dan
Souvenir yang telah diakui kualitas dan keunikannya oleh masyarakat Indonesia dan juga Internasional. Ciri khas yang ditampilkan dari suatu produk kerajinan tangan menunjukkan uniknya seni budaya kota YogyakartaBanyak sekali wisatawan lokal maupun mancanegara ketika datang mengunjungi Yogyakarta pasti selalu menyempatkan diri untuk membeli oleh-oleh khas dari Yogyakarta, baik itu berupa makanan tradisional, kerajinan kayu, kerajinan bambu, kerajinan kulit, dan lain sebagainya. Karena kota Yogyakarta mempunyai berbagai macam sentra kerajinan tangan yang sebagian besar terbuat dari bahan-bahan alami dan di buat menjadi barang-barang yang berkualitas dan bernilai.Dengan kemudahan bertransaksi, kerajinan yang berasal dari kota Yogyakarta sudah merambah keseluruh pelosok negri bahkan sampai ke mancanegara, karena kesederhanaan, keunikan, dan terbuat dari bahan alami


Selain itu juga Yogyakarta mempunyai pusat pengrajin perak yang juga terkenal yaitu bernama kotaGede. Kotagede tak bisa dipungkiri lagi karena telah menjadi sentra pengrajin perak terbesar di Indonesia, melebihi Bali, Lombok dan Kendari. Beragam kerajinan perak yang diolah menjadi beragam bentuk yang luar biasa, dihasilkan dari tempat yang berlokasi 10 km dari pusat kota Yogyakarta. Sejak tahun 70an, kerajinan perak produksi Kotagede telah diminati wisatawan mancanegara, baik yang berbentuk perhiasan, peralatan rumah tangga ataupun aksesoris. Kerajinan perak dari kota Yogyakarata diminati oleh banyak orang dikarenakan mereka para pengrajinnya mempertahankan cara pembuatannya yang serba manual dan tidak menggunakan mesin samasekali. Dan juga untuk bentuk-bentuknya mempunyai bentuk dan ornamen yang terinspirasi dari bentuk-bentuk batik dan miniatur kehidupan masyarakat Jawa misalnya andongm, becak dan sebagainya.

Kisah cinderella versi islam

CINDERELLA MUSLIMAH



Di negeri yang diperintah oleh seorang raja yang alim dan adil, tinggallah seorang anak yatim piatu bernama cinderella. setelah kematian ayahnya, dia tinggal bersama ibu tirinya dengan dua saudara kandungnya. cinderella adalah anak yang suka bekerja keras dan membantu ibunya. dia tidak pernah merasa malu melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci dan membersihkan rumah. cinderella juga seorang anak gadis yang sangat pemalu hingga jarang keluar rumah, karena dia sering mendengar nasehat dari ibu tirinya bahwa perempuan yang baik adalah perempuan yang jarang dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya.

Pada suatu ketika, sang pangeran putra mahkota menyatakan keinginannya untuk menikah. umurnya yang telah dewasa dan keilmuwan yang cukup membuatnya ingin segera menggenapkan imannya. maka ditanyakanlah kepada raja perihal calon pasangan yang pantas baginya.


Sang raja pun menjawab..
"Wahai anakku, sebarkanlah pengumuman kepada penduduk kerajaan agar setiap malam mematikan lampu bila telah tidur. jangan tidur kecuali dalam kondisi mematikan lampu. lalu engkau carikanlah kamar-kamar yang masih bersinar lampunya diatas jam 12 malam. cari pula alasan secara diam-diam mengapa sang pemilik kamar belum mematikan lampu diatas jam 12 malam."

Sang pangeran segera mematuhi sabda sang raja. pengumuman pun dikumandangkan dan disebarkan kepelosok negeri, sejak malam itu, sang pangeran berkeliling-kel­iling kota setiap malam untuk memperhatikan rumah-rumah yang lampunya tetap bersinar diatas jam 12 malam.

Beberapa hari kemudian, dia menemukan hampir semua rumah mematikan lampu diatas jam 12 malam. kecuali rumahnya cinderella.

maka pergilah sang pangeran kerumah cinderella ke esokan harinya dengan menyamarkan diri sebagai utusan kerajaan yang mencoba memberi nasehat.
Dia mengetukkan pintu rumah dan terkejut melihat cinderella membuka pintunya. pakaian sederhanya tidak dapat menutupi wajahnya yang cantik, ditambah lagi dengan pandangannya yang setia menunduk, menjaga kehormatannya. sejenak sang pangeran terpesona, namun dia cepat kembali ingat tujuan kedatangannya kerumah cinderella.

"Saya adalah utusan raja yang ingin menanyakan sesuatu."
"Tunggulah sejenak, saya akan panggilkan ibuku." ucap Cinderella dan kemudian segera masuk untuk memanggil ibunya. tidak lama kemudian ibu tirinya keluar dan bertemu dengan pangeran.
"Wahai ibu, apakah engkau telah tahu tentang peraturan mematikan lampu dimalam hari?"
"Sudah wahai utusan raja."

"Jadi, berikanlah alasan, mengapa rumahmu masih menyalakan lampu diatas jam 12 malam?" tanya sang pangeran langsung.
Ibu tirinya terdiam sejenak, lalu menjawab dengan tenang
"Wahai utusan raja, maafkanlah kami. sejujurnya lampu itu berasal dari kamar anakku, cenderella. dia adalah perempuan yang senatiasa beristirahat setelah shalat isya dan bangun diatas jam 12 malam untuk beribadah kepada ALLAH. lampu sengaja tidak kami matikan karena kami tidak ingin membiarkan dia melakukan ibadah dalam keadaan gelap gulita."
Sang pangeran terkejut mendengar jawaban dari sang ibu. jarang sekali dia mendapatkan seorang perempuan muda yang se shalihah cinderella tersebut.

"Apakah ini dilakukannya setiap malam wahai ibu?"
"Hampir setiap malam, kecuali ALLAH telah menghalanginya karena kodratnya sebgai wanita."

Kembalilah sang pangeran ke kerajaan dan menceritakan apa yang didengarnya kepada raja. rajapun tersenyum dan berkata.
"Itulah calon istri yang cocok untukmu. dipagi hari dia adalah seorang istri yang bekerja keras, dimalam hari dia menjelma menjadi bidadari-bidada­ri syurga yang khusyu' dalam ibadah kepada ALLAH. lamarlah dia untukmu, agar istana kita diterangi oleh keimanannya yang bersinar laksana cahaya yang dipantulkan oleh kaca bersih dari noda."

Pangeranpun segera melamar sang cinderella dan kemudian membawanya pindah ke istana. mereka pun hidup berbahagia hingga akhir masa.

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

CINTAKU SEPERTI ILMU TAJWID



Saat pertama kali berjumpa denganmu, aku bagaikan berjumpa dengan saktah, hanya bisa terpana dengan menahan nafas sebentar...

Aku di matamu mungkin bagaikan nun mati di antara idgham billaghunnah, terlihat, tapi dianggap tak ada

Aku ungkapkan maksud dan tujuan perasaanku seperti Idzhar,
jelas dan terang

Jika mim mati bertemu ba disebut ikhfa syafawi, maka jika aku bertemu dirimu, itu disebut cinta


Sejenak pandangan kita bertemu, lalu tiba-tiba semua itu seperti Idgham mutamaatsilain,­ melebur jadi satu.

Cintaku padamu seperti Mad Wajib Muttasil, paling panjang di antara yang lainnya...

Setelah kau terima cintaku nanti, hatiku rasanya seperti Qalqalah kubro, terpantul-pantu­l dengan keras

Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta kita seperti Iqlab, ditandai dengan dua hati yang menyatu

Sayangku padamu seperti mad thobi'I dalam quran, buanyaaakkk beneerrrrr....

semoga dalam hubunga., kita ini kayak idgham bilaghunnah ya, cuma berdua, lam dan ro'

Layaknya waqaf mu'annaqah, engkau hanya boleh berhenti di salah satunya. dia atau aku?

Meski perhatianku ga terlihat kaya alif lam syamsiah,
cintaku pdmu spt alif lam Qomariah, terbaca jelas...

kau & aku spt Idghom Mutaqooribain..­­­perjumpaan 2 huruf yang sama makhrajnya tapi berlainan sifatnya...

Aku harap cinta kita seperti waqaf lazim,terhenti sempurna diakhir hayat...

Sama halnya dgn Mad 'aridh dimana tiap mad bertemu lin sukun aridh akan berhenti,sepert­i itulah pandanganku ketika melihatmu.

Layaknya huruf Tafkhim, Namamu pun bercetak tebal di fikiranku

Seperti Hukum Imalah yg dikhususkan untuk Ro' saja,begitu juga aku yang hanya untukmu.

Semoga aku jadi yang terakhir untuk kamu seperti mad aridlisukun ..

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Memperlakukan Perempuan dalam islam



Islam Di Hatiku

Lelaki Inggris bertanya: "Kenapa dalam Islam wanita tidak boleh jabat tangan dengan Lelaki?"

Syeikh menjawab: "dapatkah kamu berjabat tangan dengan ratu Elizabeth?

Lelaki Inggris menjawab: "Oh tentu tidak boleh! Cuma orang-orang tertentu saja yang dapat berjabat tangan dengan ratu."

Syeikh tersenyum & berkata: “Wanita-wanita kami (Kaum muslimin) adalah para ratu, & ratu tidak boleh berjabat tangan dengan Lelaki sembarangan (yang bukan mahramnya).”

Lalu lelaki Inggris bertanya lagi, "Kenapa perempuan Islam menutupi tubuh dan rambut mereka?"


Syeikh tersenyum dan punya 2 coklat, ia membuka yang pertama terus yang satu lagi tertutup. Dia melemparkan keduanya ke lantai yang kotor.

Syeikh bertanya: “Jika saya
meminta Anda untuk mengambil
satu coklat, mana yang Anda
pilih?"

Si Inggris menjawab: "Yang
tertutup...”

Syeikh berkata: “Itulah cara kami
memperlakukan dan melihat
perempuan kami.”

Si Inggris menjawab: "Wow Islam
is Amazing...”

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

INILAH KISAH DIBALIK DOA YANG TAK TERKABUL



Ada seseorang yang rajin berdoa, minta sesuatu sama Allah. Orangnya sholeh. Ibadahnya baik.Tapi doa tak kunjung terkabul. Sebulan menunggu masih belum terkabul juga. Tetap dia berdoa. Tiga bulan juga belum. Tetap dia berdoa. Hingga hampir satu tahun doa yang ia panjatkan, belum terkabul juga. Dia melihat teman kantornya. Orangny...a biasa saja. Tak istimewa. Sholat masih bolong-bolong.

Kelakuannya juga sering nggak beres, sering tipu-tipu, bohong sana-sini. Tapi anehnya, apa yangdia doain, semuanya dipenuhi. Orang sholeh ini pun heran. Akhirnya, dia pun datang ke seorang ustadz. Ceritalah dia permasalahan yang sedang dihadapi. Tentang doanya yang sulit terkabul padahal dia taat, sedangkan temannya yang bandel, malah dapat apa yang diainginkan.

Tersenyumlah ustadz ini. Bertanyalah si ustadz ke orang ini. Kalau Anda lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, maen musiknya gak bener, suaranya fals, bagaimana? Orang sholeh tadi menjawab, segera saya kasih pak ustadz, gak nahan ngeliat dan ndengerin dia lama-lama di situ, sambil nyanyi pula.


Kalau pengamennya yang datengrapi, main musiknya enak, suaranya empuk, bawain laguyang kamu suka, bagaimana? Wah, kalo gitu, saya dengerin ustadz. Saya biarin dia nyanyi sampai habis. Lama pun nggak masalah. Kalauperlu saya suruh nyanyi lagi. Nyanyi sampai sealbum pun saya rela. Kalau pengamen tadi saya kasih 500, yang ini 10.000 juga berani, ustadz.

Pak ustadz pun tersenyum. begitulah nak. Allah ketika melihat engkau, yang sholeh, datang menghadap-Nya, Allah betah ndengerin doamu. Melihat kamu. Dan Allah pengen sering ketemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Allah, ngasih apa yang kamu mau itu gampang betul. Tapi Dia pengen nahan kamu biar khusyuk, biar deket sama Dia. Coba bayangin, kalo doamu cepetdikabulin,­ apa kamu bakal sedeket ini? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu dapatkan kemungkinan besar jauh lebih besar dari apa yang kamu minta.

Beda sama temenmu itu. Allah gak mau kayaknya, dia deket-deket sama Allah. Udah dibiarin biar bergelimang dosa aja dia ini. Makanya Allah buru-buru kasih aja. Udah. Jatahnya ya segitu doang. Gak nambah lagi.
Dan yakinlah, kata pak ustadz, kalaupun apa yang kamu minta ternyata gak Allah kasih sampai akhir hidupmu, masih ada akhirat,nak. Sebaik-baik pembalasan adalah jatah surga buat kita. Nggak bakal ngerasa kurang kita di situ.

Tersadarlah orang tadi. Ia pun beristighfar, sudah berprasangkabur­uk kepada Allah. Padahal Allah betul-betul amat menyayanginya.

Pesanku dariku ( Zaki Aditya ) :
Jangan lupa berdoa kepada Allah ya temen-temen, sabar jika doa kita belum dikabulkan . . . Insya Allah, doa kita akan dikabulkan bahkan lebih bagus daripada yang kita minta . . .
" Berdoalah kepadaku Kata Allah, Niscaya Akan ku kabulkan " , tapi Doa harus disertai dengan usaha, karena berusaha tanpa berdoa Sombong, Berdoa tanpa berusaha sama aja Bohong .

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin.